Ini Penyebab Jenazah Jadi Lebih Sulit Terdekomposisi di Air

Proses penguraian atau dekomposisi terhadap jenazah biasanya dimulai beberapa menit setelah kematian. Namun, ada beberapa situasi tertentu yang menyebabkan proses ini bisa diperlambat.
James L Caruso, seorang ahli patologi dari Denver Office of the Medical Examiner mengungkapkan salah satu hal yang dapat memperlambat proses penguraian jenazah, yaitu suhu. Ia mengatakan bahwa suhu yang lebih dingin bisa memperlambat dekomposisi terhadap jenazah.
"Dekomposisi di lingkungan basah berbeda dengan lingkungan lainnya, baik dalam perubahan yang terjadi maupun kecepatan terjadinya. Proses dekomposisi ini biasanya akan berjalan lebih lambat di air, utamanya karena suhu lebih dingin dan lingkungan anaerobik," jelas James dalam laporannya yang dipublikasikan dalam jurnal Academy Forensic Pathology yang dikutip pada Jumat (10/6).
Selain suhu, lingkungan anaerobik juga memiliki pengaruh terhadap proses dekomposisi.
Lingkungan anaerobik adalah lingkungan yang memiliki sedikit kadar oksigen sehingga memengaruhi interaksi antara bakteri dengan lemak tubuh.
Menurut James, interaksi ini akan menghasilkan formasi adiopocere atau zat lilin dari lemak yang melindungi tubuh dari dekomposisi.
"Adipocere memiliki penampakan yang khas dan secara umum jauh lebih tahan terhadap dekomposisi," tambahnya.
"Ini terutama terjadi pada jenazah yang ditemukan di air, akan tetapi begitu jasad dikeluarkan dari air, proses pembusukan kemungkinan akan berlangsung lebih cepat," jelasnya.James mengungkapkan bahwa hal ini sering terjadi pada jenazah yang ditemukan di air.
(naa/and)
TERKAIT