Indonesia Salah Satu Raja Mi Instan Dunia dari Tingkat Konsumsi dan Ekspor
Indonesia ternyata merupakan negara kedua dengan jumlah konsumsi mi instan terbanyak di dunia.
Pernyataan tersebut berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) pada 2020.
Jumlah konsumsi mi instan di Indonesia mencapai 12,64 miliar bungkus pada 2020.
Sementara posisi pertama di isi gabungan jumlah konsumsi mi instan di China dan Hong Kong yang mencapai 46,35 miliar bungkus.
Sedangkan untuk masalah varian rasa, mi goreng menjadi yang paling populer di Indonesia.
Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia pada Maret 2021 menyatakan bahwa satu orang penduduk Indonesia mengkonsumsi sedikitnya 48 bungkus mi instan dalam setahun.
Total seluruh warga Indonesia bisa mengonsumsi mie instan mencapai 13,2 miliar bungkus dalam setahun dengan berat rata-rata per bungkus adalah 80 gram.
Selain itu, penduduk Indonesia mengeluarkan uang Rp2.286 per bungkus untuk konsumsi mi instan dan sekitar Rp109.728 dalam setahun.
Angka pengeluaran tersebut berdasarkan perkiraan konsumsi per kapita mi instan di Indonesia untuk tahun 2021.
Sementara itu, BPS mencatat jumlah ekspor mi instan Indonesia mencapai US$227,093 juta pada 2021.
Hasil survei Trailer Park Group Variety (TPG)/Variety Intelligence Platform Covid Impact Study mencatat bahwa banyak masyarakat usia produktif di AS yang mulai gemar mengonsumsi mi instan sejak pandemi COVID-19.
"Indonesia tidak hanya mengkonsumsi untuk di dalam negeri saja. Mi instan Indonesia sudah diekspor dengan tren yang meningkat termasuk ke pasar non-tradisional. Pada tahun 2020, total ekspor mie instan Indonesia mencapai US$271,34 juta, meningkat 22,96% year-on-year (yoy) dari tahun 2019 yang senilai US$220,7 juta," kata Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani dikutip dari publikasi di situs resmi LPEIpada Senin (18/4).
Ekspor mi instan Indonesia sebagian besar ke Malaysia (31,40%), Australia (9,84%), Singapura (4,70%), Amerika Serikat (4,51%) dan Timor Leste (4,25%).
Bahkan ada sejumlah negara tujuan ekspor utama Indonesia yang juga meningkat jumlah permintaan mi instan seperti Timor Leste, Kamboja, Taiwan, Vietnam dan Madagaskar.
"Destinasi ini merupakan pasar non tradisional sehingga memberikan sinyal bahwa peluang pasar ke depan semakin terbuka tidak hanya untuk mi instant tetapi produk makanan olahan lainnya," ujarnya
Indonesia kini menjadi negara nomor empat sebagai eksportir produk pasta dunia setelah China, Korea Selatan dan Thailand.
Indonesia sendiri menguasai sekitar 7,48% pangsa ekspor produk pasta dunia seperti mie instan dengan porsi 88,49%, pasta jenis lainnya (11,12%), soun (0,27%) dan bihun (0,11%).
"Jadi dapat dikatakan bahwa mi instan dan produk pasta lainnya asal Indonesia memiliki cita rasa tersendiri di kalangan penikmat mi maupun pasta di dunia, sesuai dengan slogan LPEI. Lokal yang mendunia," tutupnya.
(ikh/ikh)