Tarif Model Setinggi Langit, Victoria Secret Berhenti Tayang

SYAFRINA SYAAF | Insertlive
Senin, 02 Dec 2019 15:32 WIB
Simak beberapa alasan pergelaran busana Victoria's Secret berhenti tayang.
Jakarta, Insertlive -

Peritel pakaian dalam dan gaun tidur, Victoria's Secret (VS), memutuskan untuk tak lagi mengadakan pergelaran busana seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sejumlah alasan menjadi pemicu VS menyudahi eksistensi pergelaran busana yang paling ikonik di ranah mode dunia, mulai dari persaingan, penurunan rating televisi, harga model, dan kontroversi jender. 

Simak beberapa alasan yang memicu VS berhenti mengadakan fashion show, seperti terurai berikut ini.



ADVERTISEMENT



Peragaan busana Victoria’s Secret merupakan pertunjukan busana dengan biaya produksi paling tinggi sepanjang sejarah mode.

Berdasarkan laporan dari New York’s Times, biaya peragaan VS mencapai lebih dari Rp357 miliar. Angka tersebut 100 kali lipat total biaya pergelaran busana lainnya.

Selain itu, tarif model terkenal yang biasa melenggang di VS juga sangat mahal. Kendall Jenner, model yang baru beberapa tahun belakangan bergabung dalam keluarga VS mematok tarif US$10 juta atau lebih kurang Rp135 miliar, Gigi Hadid mencapai US$8 juta atau Rp113 miliar, Lily Aldrige sebesar US$4 juta atau Rp53,9 miliar, dan masih banyak lagi.

Pergelaran busana VS kali pertama digelar tahun 1995. Acara yang ditayangkan di televisi ini merupakan salah satu pergelaran busana paling diantisipasi penggemar mode.

Namun, beberapa tahun belakangan rating VS mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Akhirnya, para petinggi L Brands, perusahaan induk VS memutuskan untuk menyudahi pementasan koleksi terbaru VS.

“Kami pikir penting untung mengembangkan pemasaran Victoria’s Secret,” jelas Stuart Burgdoerfer, COO, L Brands, seperti dikutip CNN.com.

Sejumlah brand pakaian dalam wanita lain yang menawarkan koleksi dengan harga lebih terjangkau semakin menarik perhatian pelanggan VS.

Salah satu merek lingerie terbaru yang memberikan pengaruh signifikan pada penjualan VS adalah Savage x Fenty milik Rihanna.

“Bagian penting dari pengembangan bisnis dan memikirkan strategi mencapai pemasaran yang baik,” imbuh Stuart.

Dia menambahkan bahwa pihaknya sedang meramu cara memajukan brand positioning dan menyampaikannya kepada pelanggan dengan cara terbaik Pada tahun 2018, Ed Razek, Chief Marketing Officer L Brands, mengungkapkan bahwa mereka tidak akan menampilkan model transeksual untuk VS.

“Kenapa tidak? Pertunjukan ini adalah fantasi, sebuah hiburan spesial selama 42 menit,” kata Ed pada Vogue.

Pernyataan tersebut menuai kecaman dan hujatan sehingga cukup mencoreng citra VS, bahkan sempat mengalami pemboikotan. Lex Wexner, salahs atu CEO L Brands menjelaskan bahwa ada perubahan pada bisnis fashion sehingga mereka pun harus segera berbenah diri.

Salah satu perubahan adalah jumlah pemirsa televisi yang mengalami penurunan.

“Kami tidak lagi percaya bahwa jaringan televisi adalah media yang pas untuk tetap kami gunakan. Pada tahun 2019 dan seterusnya, kami akan fokus pada pengembangan konten yang menarik dan dinamis. Kami akan menggunakan platform digital karena paling sering digunakan pelanggan kami,” urai Wexner.
(syf/syf)
1 / 6
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER