Drama Terbaru Banjir Kritik, Intip Bayaran Fantastis Suzy Sekali Syuting
Suzy dikenal sebagai salah satu aktris paling populer di Korea Selatan. Ia diketahui melebarkan sayap ke dunia akting usai keluar dari girl group miss A yang membesarkan namanya di industri hiburan Korea.
Aktris kelahiran tahun 1994 ini telah membintangi sederet drama populer, mulai dari peran ikonik di Dream High hingga deretan drama populer lain seperti Uncontrollably Fond, Vagabond, While You Were Sleeping, hingga Doona!.
Menampilkan akting memukau, tak heran jika penampilan Suzy dalam drama selalu ditunggu penggemar. Ia diketahui akan segera comeback lewat drama baru bertajuk Genie, Make A Wish yang ia bintangi bersama Kim Woo Bin. Keduanya kembali dipasangkan usai tampil bersama dalam drama Uncontrollably Fond.
Sayangnya, drakor terbaru Suzy justru banjir kritikan pedas dari publik. Pasalnya, drama yang rencananya akan tayang eksklusif di Netflix pada 3 Oktober 2025 itu dianggap tidak sensitif terhadap agama Islam.
Kim Woo Bin memerankan karakter jin bernama Iblis, yang dalam Islam merupakan sosok yang sejajar dengan setan. Hal ini kemudian menjadi sorotan publik yang memberikan kritik keras.
Meski drama terbaru Suzy ramai dikritik, pemilik nama asli Bae Su Ji itu tetap dikenal sebagai salah satu sosok artis Korea terkaya dengan bayaran fantastis sekali syuting.
Tak ada informasi terbaru soal berapa bayaran Suzy untuk satu episode, tetapi menurut sebuah sumber, Suzy pada tahun 2016 bisa menerima bayaran setara dengan Rp233 juta per episode. Jumlah ini tentunya bisa meningkat saat ini.
Sementara pada tahun 2020, Suzy dikabarkan bisa menerima bayaran hingga Rp1,2 miliar untuk satu episode drama. Suzy kemudian dikenal sebagai salah satu aktris Korea paling kaya dengan bayaran fantastis.
Soal drama terbaru Suzy yakni Genie, Make A Wish yang mendapatkan banyak kritik, hingga saat ini belum ada pengumuman resmi dari pihak produksi.
Tak hanya soal kisah jin dalam drama yang dianggap tak sensitif terhadap Islam, poster dari drama ini juga turut menjadi sasaran kritikan publik.
(asw)