Suka Duka Dewi Perssik Ungkap Perjuangan Anak Masuk Akmil
Dewi Perssik membagikan cerita tentang proses panjang putranya yang akhirnya memilih jalan menjadi taruna Akademi Militer (Akmil) TNI Angkatan Darat.
Keputusan tersebut sempat berbeda dari keinginan awal Dewi Persik, namun ia memilih mengikuti pilihan sang anak yang dianggap lebih sesuai dengan hati dan lingkungannya.
Keinginan awal Dewi Perssik sebenarnya adalah mendorong putranya masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Namun saat itu tinggi badan sang anak masih kurang satu sentimeter dan usianya baru 17 tahun.
Dewi Perssik menyarankan agar putranya menunggu satu tahun lagi, tetapi sang anak justru memiliki alasan kuat untuk memilih jalan lain.
"Oh, kalau aku kan memang kepingin anakku ke Akpol. Nah, waktu itu dia kan karena dia ngerasa bahwa tingginya itu kurang, pada waktu itu umurnya masih 17 tahun dan kurang 1 senti. Aku bilang, 'Tahan dulu aja, Nak, tahun depan ikut lagi karena masih umur 17 tahun.' Terus tapi anakku bilang, 'Enggak mau, Ma, boleh enggak sih Ma aku ke Akpol karena teman-temanku pada di Akmil.'," cerita Dewi.
"Akhirnya aku kan enggak boleh memaksakan apa yang aku mau. Jadi ya sudah aku mendukung dan mensupport anakku untuk masuk TNI, Akmil. TNI Angkatan Darat Akmil," sambungnya.
Dewi Perssik menegaskan bahwa tidak ada rasa kecewa ketika sang anak memilih Akmil.
Menurutnya, keputusan itu masuk akal karena sama-sama mengabdi kepada negara dan masih sejalan dengan latar belakang keluarga.
"Enggaklah. Karena memang anakku tuh orangnya nurut. Cuma karena alasannya masuk akal, sama-sama mengabdi kepada negara, apa yang membuat mama tidak setuju? Terus aku bilang tidak ada kata tidak setuju, karena kakek aku sendiri TNI, papi aku polisi. Jadi terserah mau pilih yang mana sebenarnya," jelasnya.
Putranya lebih mantap memilih TNI Angkatan Darat karena teman-temannya banyak yang masuk Akmil dan ia menyukai atribut loreng yang menjadi ciri khas taruna.
"Dia bilang, 'Enggak, bukan enggak mau di Akpol tapi karena nunggu setahun lagi dan teman-temannya kebanyakan di Taruna. Dia kayaknya lebih senang mungkin karena bajunya loreng-loreng itu yang membuat dia merasa sedih banget.'" tambahnya.
Proses putra Dewi Persik menuju Akmil tidak berlangsung singkat. Ia menjelaskan bahwa persiapan dilakukan selama dua tahun dengan berbagai langkah serius, termasuk pemantapan nilai akademik, latihan fisik, hingga perawatan tubuh.
"Jadi gini, banyak orang yang mengasumsikan bayar berapa, bayar berapa. Ya bayar, tapi bayarnya ya bimbel. Jadi persiapannya itu enggak gampang. Anakku itu setahun sebelum setahun-setahun itu sudah matang, sebelumnya itu proses 2 tahun. Jadi giginya dirapihin, badannya jangan sampai ada jerawat-jerawatnya, harus mulus," urai Dewi.
Putranya juga menjalani bimbingan belajar untuk materi psikologi, matematika, bahasa Inggris, dan berbagai pemahaman lain. Selain bimbel reguler, ia mengikuti privat khusus untuk memperdalam kemampuan
Tak hanya itu, diet ketat juga dijalankan agar bobot tubuh tetap ideal.
"Iya dong, makan juga dijaga. Jadi aku panggil ahli gizi untuk mengatur makan dia. Latihan fisik juga, berenang, dan lainnya. Setiap hari kondisinya harus dilihat." kata Dewi.
Selain fisik, prestasi akademik juga dijaga dengan nilai 9-10 selama SMP hingga SMA sebagai bagian dari syarat untuk masuk Akmil.
Dalam perjalanan mendampingi putranya, Dewi Persik mengaku lebih banyak memiliki rasa syukur dibanding duka.
Namun sebagai ibu tunggal, ia tetap menghadapi tantangan ketika harus memikul semua keputusan sendiri.
"Kebanyakan sukanya ya, karena aku bersyukur. Dukanya itu kalau aku menghadapi masalah sendiri. Karena kalau kita punya suami kan kita punya tempat bercerita, tempat menyelesaikan masalah, walaupun hanya memberi solusi." ujarnya.
Meski mandiri, Dewi mengaku tetap membutuhkan figur laki-laki yang bisa menjadi penopang. Hanya saja, prioritas utamanya tetap anak.
"Prioritas utama aku adalah anak. Karena anak adalah tanggung jawab aku sebagai ibu. Soal jodoh, biarkan Allah yang tahu... bagaimana anakku bisa menjadi laki-laki yang saleh, berbakti bagi bangsa dan negara, menjadi taruna tangguh, dan mempersiapkan semuanya untuk menjadi calon pemimpin yang mencintai keluarga dan masyarakat." tutup Dewi Perssik.
(ikh/ikh)