Wanda Hamidah Prihatin Hari Pahlawan seolah Kehilangan Makna

Wanda Hamidah menyampaikan kritik tajam bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada Senin (10/11). Menurutnya, Hari Pahlawan saat ini kehilangan makna sejati.

"Hari Pahlawan hampa kehilangan makna, ketika pemimpin rezim otoriter, yang membungkam demokrasi dengan pembunuhan, melanggengkan korupsi, nepotisme, dan oligarki diangkat menjadi pahlawan," tulis Wanda Hamidah dalam foto yang diunggah di Instagram.

Dalam keterangan unggahannya, Wanda mengenang perjuangan rakyat 1998 silam, ketika ribuan mahasiswa di berbagai daerah turun ke jalan selama berbulan-bulan demi menumbangkan rezim otoriter. Ia mengingat bagaimana para mahasiswa rela mengorbankan nyawa demi menegakkan demokrasi.

Namun, Wanda melihat hari ini sejarah seolah terulang. Ia menilai, rezim yang dulu diperjuangkan untuk berakhir kini justru kembali berkuasa.

"Tahun 1998 ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia serempak melakukan demonstrasi berhari-hari, berbulan-bulan, mengorbankan nyawa teman-teman kami di TRISAKTI, SEMANGGI 1-SEMANGGI 2... untuk mengakhiri rezim otoriter yang penuh sejarah kelam," tulisnya lagi.

"Hari ini rezim itu kembali, dengan mengangkat pelanggar HAM sebagai 'pahlawan'," sambungnya.

Wanda Hamidah merupakan artis dan model yang populer era 90-an, sebelum terjun sebagai politisi dan aktivis.

Di ranah politik, Wanda Hamidah pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), menjabat sebagai bendahara DPP PAN periode 2006-2010, dan menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014.

Wanda Hamidah kini aktif sebagai aktivis kemanusiaan, terutama dalam misi bantuan untuk Palestina melalui gerakan Global Sumud Flotilla.