Kembalikan Uang ke KPK, Kekayaan Ustaz Khalid Basalamah Disorot

Ustaz Khalid Basalamah dikabarkan telah mengembalikan sejumlah uang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah sebelumnya diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi kuota haji.

Ketua KPK Setyo Budianto pun membenarkan bahwa sejumlah uang telah dikembalikan oleh Ustaz Khalid Basalamah kepada mereka. Dana ini kemudian menjadi barang bukti untuk kasus korupsi kuota haji.

Pernyataan KPK ini mengonfirmasi pengakuan Ustaz Khalid Basalamah dalam salah satu tayangan podcast di kanal YouTube Kasisolusi. Ia mengembalikan sejumlah uang dari biro perjalanan miliknya yang terseret kasus korupsi.

"Teman-teman KPK saya sampaikan semua ini, mereka (KPK) bilang, 'Ustaz, yang ini, yang USD4.500 kali sekian jemaah (118 jemaah), kembalikan ke negara, Ustaz'. Oke, yang USD37.000 juga dikembalikan ke negara," tutur Ustaz Khalid Basalamah, dikutip Selasa (16/9).

Melihat jumlah fantastis dari dana yang dikembalikan ke KPK, banyak yang kemudian menyoroti kekayaan Ustaz Khalid Basalamah.

Kekayaan Ustaz Khalid Basalamah

Ustaz Khalid Basalamah yang memiliki nama lengkap Khalid Zeed Abdullah Basalamah dikenal sebagai salah satu pendakwah yang berpengaruh di Indonesia. Selain aktif sebagai pendakwah, ia juga merupakan seorang pebisnis aktif.

Meski total kekayaan Ustaz Khalid Basalamah tak diketahui secara detail, ia memiliki sejumlah bisnis yang sukses. Deretan bisnis tersebut antara lain adalah biro perjalanan haji bernama Uhud Tour, restoran kuliner Timur Tengah Ajwad Resto, hingga penerbit buku-buku Islami dan media digital untuk berdakwah.

Selain itu, ia juga mendapatkan penghasilan dari aktivitasnya sebagai pendakwah dan penulis. Bisnis biro perjalanan haji milik Ustaz Khalid Basalamah, Uhud Tour menjadi yang paling banyak dikenal. Bisnis ini diperkirakan mampu menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah setiap tahun.

Ustaz Khalid Basalamah pertama kali dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi kuota haji tahun 2024. Pemeriksaan ini terkait dengan dugaan penyelewengan pembagian 20 ribu kuota haji tambahan dari Kementerian Agama.

Sang ustaz kemudian kembali diperiksa pada Agustus dan September 2025, dan ia kini mengembalikan seluruh dana terkait kasus korupsi tersebut sebagai barang bukti.