Sempat Ditawari, Ini Alasan Tasya Kamila Tolak Jadi DPR: Takut...

Penyanyi Tasya Kamil ikut geram dengan kejadian yang menimpa pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan yang tewas dilindas rantis Brimob.

Melalui unggahan di Instagram, Tasya turut berduka dan menyampaikan kekesalannya kepada aparat kepolisian yang sudah membunuh Affan.

"Kita semua jadi saksi zolimnya pemimpin negeri ini. Rakyat turun ke jalan, wakil rakyat WFH. Yang harusnya melindungi dan mengayomi, menindas dan melindas," tulis Tasya di Instagram Stories pada Jumat (29/8).

Tasya juga sempat menyinggung tentang DPR RI yang sudah sangat meresahkan masyarakat Indonesia.

"Tau sih DPR gak bisa dibubarin demi menjunjung sistem demokrasi, tapi kalau isinya juga gak bisa menjalankan fungsi demokrasi jadi pelayan rakyat, boleh dong ngamuk dikit," lanjutnya.

Ibu dua anak itu juga kembali menyinggung tentang alasannya tidak jadi menyalonkan diri menjadi anggota DPR. Tasya mengatakan dulu ia sempat ingin menjadi anggota dewan, pasalnya ia ingin menyalurkan ilmu yang sudah didapat demi kepentingan masyarakat Indonesia.

"Jujur ada banget dulu tuh masanya punya keinginan ke situ, apalagi S2 kemarin belajar soal kebijakan publik, pengen bisa perjuangin kebijakan2 energi bersih dan lingkungan hidup yang bermanfaat buat keadilan masyarakat, buka banyak kesempatan green jobs yang menyerap tenaga kerja WNI, pokoknya pengen perjuangin keberlanjutan bumi. Sebuah angan2 wkwk," cerita Tasya.

Namun, Tasya sadar membutuhkan modal yang sangat besar untuk menyalonkan diri. Jika mendapatkan pinjaman modal untuk kampanye, Tasya pun merasa ragu bisa mengembalikan lagi jasa dari peminjam modal.

"Tapi gak bisa dipungkiri proses 'nyaleg' adalah proses politik yang banyak banget seluk beluknya. Waktu itu beberapa partai udah nawarin aku nyaleg. Tapi kok aku belum PD gitu rasanya. Apalagi pas dapet cerita2 soal modal finansialnya buat maju. Waduu buat terpilih kan modalnya juga gede yhaa, kalau minta modal dari 'investor' nanti harus kasih mereka return lagi. Takuuut," bongkarnya.

Belum lagi program yang akan dilakukan Tasya Kamila sebagai anggota DPR belum bisa sepenuhnya terlaksana. Pasalnya segala keputusan dan kebijakan harus atas persetujuan pihak partai yang mengusungnya.

"Aku lihat juga banyak banget keputusan yang ngga bisa diambil sendiri, harus ngikutin partai pengusung. Mulai dari pemilihan dapil, sampe nanti kalo udh terpilih masuk komisi mana, itu keputusan partai," kata Tasya.

"Yaa emang akunya juga sih pengecut, ga berani maju kalo harus jual moral dan idealisme untuk nurut sama yang lebih berkuasa. Mungkin harus ngumpulin keberanian dulu, sambil ikut sedikit2 bangun sistem demokrasi kita supaya lebih berdasarkan meritokrasi," lanjutnya.