Dituding Tak Nasionalis gegara Bendera One Piece, Andovi da Lopez Sebut Sesat Logika

Kreator konten dan aktor Andovi da Lopez memberikan tanggapan menohok atas tudingan miring yang menyebut dirinya tidak memiliki sikap nasionalisme karena mendukung pengibaran bendera anime One Piece.

Andovi da Lopez disebut tak menghormati bendera Merah Putih dan jasa para pahlawan usai memberikan dukungan untuk pengibaran bendera One Piece yang beberapa waktu terakhir ramai menjadi pembicaraan publik.

Lewat sebuah video yang diunggah di Instagram miliknya, Andovi da Lopez membantah keras tudingan yang menyebutnya tak memiliki rasa nasionalisme. Pria berusia 31 tahun itu menegaskan bahwa kecintaannya pada Indonesia tak perlu diragukan lagi.

Ia kemudian menyinggung soal fakta bahwa kakeknya merupakan seorang pahlawan yang dimakamkan di taman makam pahlawan. Oleh karena itu, ia merasa heran atas tudingan yang menyebut dirinya tak memiliki sikap nasionalisme.

"Siapa lu berasumsi gue nggak peduli dan tidak menghormati para pahlawan kita? Kakek gue salah satunya," kata Andovi da Lopez dalam video itu, dikutip Jumat (8/8).

Aktor itu kemudian mengkritik cara berpikir orang-orang yang memberikan tudingan miring itu kepadanya, menyebut pola pikir mereka sebagai sebuah kesesatan logika atau logical fallacy.

Menurut Andovi, menyukai atau memilih satu hal tak serta merta berarti membenci hal yang lain. Ia menganalogikan hal ini dengan pilihan buah hingga pilihan politik.

Andovi da Lopez menuturkan bahwa dua hal yang berbeda bisa benar dalam waktu yang bersamaan, yang dalam konteks ini bisa saja seseorang merasa tak puas dengan kondisi pemerintahan dan disimbolkan dengan pengibaran bendera jolly roger dari anime One Piece, tetapi masih tetap mencintai Indonesia.

"Lu bisa mengibarkan bendera jolly roger One Piece Straw Hat ini karena lu merasa tidak puas dengan pemerintahan dan kondisi negara ini, tetapi lu masih tetap mencintai Indonesia," pungkas Andovi da Lopez.

Pengibaran bendera One Piece sendiri dalam beberapa waktu terakhir menjadi sebuah fenomena yang mencuri perhatian publik. Hal ini karena aksi pengibaran dilakukan menjelang HUT RI ke-80 pada 17 Agustus 2025.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kritik masyarakat Indonesia terhadap kebijakan pemerintahan yang disebut tak berpihak pada rakyat.