Rupanya Raline Shah Tak Terima Didapuk Jadi Presiden Jomlo
Raline Shah akhirnya buka suara soal gelar tak resmi yang baru-baru ini melekat padanya yakni Presiden Jomlo.
Gelar ini mulai ramai diperbincangkan setelah Luna Maya resmi menikah dengan Maxime Bouttier pada 3 Juli 2025 lalu.
Sebagai sahabat dekat, banyak yang menyebut tongkat estafet status jomlo selebritas kini berpindah dari Luna ke Raline.
Namun, Raline tidak tinggal diam. Dengan gaya khasnya yang jenaka, ia menyampaikan protes sembari tertawa.
"Aku dinobatkan Presiden Jomlo aja sebenarnya enggak terima. Harusnya demokrasi dong, ya. Kok ini kayak takhta gitu," ujar Raline di kawasan Jakarta Selatan.
Baca Juga : Raline Shah Ungkap Impian Memiliki Anak
|
Ketika ditanya apakah ia masih sendiri, aktris kelahiran 4 Maret 1985 itu menjawab tegas-dan tetap bercanda.
"Kalau belum nikah, ya masih jomlo lah, ya. Single but emotionally unavailable. Aseek. Unavailable!" ucapnya sambil tertawa.
Meski status lajang sering jadi bahan olok-olok, Raline justru memutarbalikkan narasi tersebut menjadi kekuatan.
Raline mengajak para perempuan-terutama yang belum menikah-untuk tidak malu dengan status jomlo, dan justru menjadikannya sebagai bentuk kesadaran diri akan kualitas hubungan yang diinginkan.
"Banyak sekali loh perempuan sekarang jomlo. Dari semua lapisan masyarakat, status sosial, ekonomi. Enggak harus malu, enggak harus disembunyikan. Kita bukan enggak laku. Kita laku, tapi kita belum mau," tegasnya.
Bagi Raline, pernikahan bukan sekadar status, melainkan komitmen yang serius. Ia bahkan menyinggung tingginya angka perceraian sebagai pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan menikah.
"Sekarang, ya, divorce rate udah fifty-fifty. Kita harus tahu kebutuhan kita. Jangan karena belum siap, malah memaksakan. Nanti justru enggak baik hasilnya," tambahnya.
Menariknya, Raline juga menyinggung soal trauma dalam hubungan yang sering kali dianggap penghalang. Namun menurutnya, trauma justru bisa menjadi kekuatan.
"Semua orang punya trauma. Enggak ada orang sukses yang enggak punya trauma. Tapi trauma itu harusnya bikin kita jadi lebih kuat, bukan alasan untuk menyerah atau enggak sukses," tutupnya penuh makna.
(ikh/ikh)