Perbedaan Pola Asuh Anak Antara Zee Zee Shahab dan Prabu Revolusi

Zee Zee Shahab membagikan kisah serunya membesarkan dua anak dengan usia yang berbeda jauh.

Situasi dari luar mungkin terlihat tenang, tapi nyatanya, pagi hari di rumah Zee Zee justru penuh keramaian berkat si bungsu, Keriym, yang baru saja masuk SD.

"Heboh sih pasti ya, karena si bungsu ini bersikap seperti bungsu pada umumnya, dengan drama-drama pagi harinya," ungkap Zee Zee di Trans TV.

Berbeda dengan sang kakak yang sudah berusia 13 tahun dan super mandiri-bangun sendiri, menyiapkan sarapan tanpa disuruh-Keriym justru jadi pusat keributan setiap pagi.

Zee Zee menceritakan adegan khas di rumah mereka: dari susah dibangunin, minta ditungguin mandi, hingga protes kalau kakaknya jalan duluan.

"'Mami 5 menit.' Udah 5 menit, aku bilang, 'Keriym, nanti kakak tinggalin kamu ya.' Eh dia jawab, 'Enggak boleh dong, semuanya harus tungguin aku.' Gitu terus tiap pagi," ceritanya geli.

Menghadapi situasi ini, Zee Zee memilih gaya asuh tegas, yang ia sebut bercanda sebagai "Parenting VOC".

Sebutan itu mengacu pada pendekatan otoriter seperti masa penjajahan, tapi tentu dalam konteks modern yang penuh kasih sayang.

"Sekarang parenting-nya kan diskusi ya, tanya maunya anak. Tapi enggak semua anak cocok. Anak tetap harus dibentuk karakternya. Harus ikut aturan," tegasnya.

Walau mengaku lebih tegas dan spontan, Zee Zee merasa beruntung karena gaya asuhnya dilengkapi oleh sang suami, Prabu Revolusi, yang lebih tenang dan penuh pertimbangan.

"Mas Prabu ngajarin, 'Kalau mau emosi sama anak jangan pakai hati, karena itu bisa membekas.' Jadi kami gabungkan dua pendekatan. Aku yang keras, dia yang lembut," jelasnya.

Meski dua minggu sekolah telah berjalan, drama pagi ala Keriym belum juga reda. Namun bagi Zee Zee, justru itu yang membuat rumah mereka hidup.

"Memang drama aja anaknya, tapi justru dia yang bikin rumah tangga ini berwarna. Yang paling rame ya dia sama aku sih," ucapnya sambil tersenyum.

Zee Zee juga merenungkan perbedaan zaman dalam hal parenting. Jika dulu segalanya serba hitam-putih, sekarang banyak area abu-abu yang menuntut kebijaksanaan orangtua.

"Aku selalu bilang ke anak, hidup ini bukan cuma tentang kamu dan apa yang kamu suka. Kamu tetap harus patuhi aturan. Boleh kok punya keinginan, asal enggak merugikan orang lain. Tapi juga jangan jadi people pleaser," tutupnya penuh bijak.