Kenang Gagal Capai Puncak Rinjani, Saykoji: Awalnya Percaya Diri Pernah Naik Mahameru

Insertlive | Insertlive
Selasa, 01 Jul 2025 22:30 WIB
Saykoji Kenang Gagal Capai Puncak Rinjani, Saykoji: Awalnya Percaya Diri Pernah Naik Mahameru / Foto: Instagram
Jakarta, Insertlive -

Gunung Rinjani tak hanya terkenal akan keindahannya, namun juga menyimpan tantangan luar biasa bagi banyak pendaki di dunia.

Belum lama ini, Gunung Rinjani jadi sorotan usai seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins, terjatuh ke jurang hingga meninggal dunia.

Insiden tersebut lantas menarik perhatian banyak pihak termasuk dari figur publik seperti Saykoji.

ADVERTISEMENT

Rupanya, rapper yang dikenal lewat lagu "Online" ini pernah punya pengalaman gagal mencapai puncak Rinjani bersama sang istri, Tessy Penyami.

Bukan karena kurang semangat, tapi karena medan yang berat dan banyaknya anggota tim yang mengalami cedera.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2016, ketika Saykoji dan Tessy mengikuti pendakian lewat jalur Sembalun. Mereka mendaki bersama tim kecil yang berjumlah delapan hingga dua belas orang.

"Awalnya kami merasa percaya diri karena sudah pernah naik Mahameru. Tapi ternyata Rinjani jauh lebih berat," ungkap Saykoji di Rumpi: No Secret, Trans TV, Senin (30/6).

"Summit attack Mahameru memang berat, tapi trek pendakian ke area kemping Rinjani terasa jauh lebih menguras tenaga," sahut Tessy.


Menurut Saykoji, beban perjalanan sangat tergantung pada ritme pendakian. Ia mengenang bagaimana jalur savana terbuka terasa tak berujung, dan tanjakan menuju Bukit Penyesalan membuat mental runtuh.

Tak hanya itu, Saykoji juga ingat bagaimana dirinya masih terseok dalam kegelapan saat pendaki lain sudah tiba sebelum gelap.

"Saya sempat jatuh dan terperosok. Kaki saya luka, dan kami akhirnya tak berhasil mencapai puncak waktu itu," kenangnya.

Pendakian itu berakhir dramatis. Setengah dari tim mengalami cedera. Dua orang terpaksa turun di tengah jalan. Ada yang kakinya luka hingga harus dibopong, ada pula yang keseleo.

"Itu pendakian pertama kami di Rinjani. Teman kami, Igor, kakinya luka setelah jatuh. Dua lainnya juga cedera, jadi harus jalan dibopong," kata Tessy.

[Gambas:Instagram]



Akhirnya, tim hanya berhasil sampai Plawangan. Mereka kemudian memutuskan turun ke Danau Segara Anak keesokan harinya.

Selama perjalanan, keselamatan menjadi prioritas utama. Tidak ada yang diizinkan jalan sendiri. Selalu harus ada pendamping. Bahkan, seorang sweeper disiapkan di belakang untuk memastikan tak ada yang tertinggal.

"Kami tetap merasa sebagai pemula, jadi harus saling jaga. Pace orang beda-beda, tapi tetap harus berdua dan saling tunggu," jelas Saykoji.

Kisah ini kembali dibagikan Saykoji tak lama setelah kabar duka jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di jurang Gunung Rinjani mencuat.

Peristiwa itu menjadi pengingat bahwa mendaki gunung bukan sekadar mengejar puncak, tetapi soal menghargai proses dan menjaga keselamatan.

(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER