Siapa Sangka Ananta Rispo Ternyata Keturunan Tokoh PKI

Komika Ananta Rispo mengungkap sisi lain dari kehidupannya yang jarang diketahui publik.

Dalam sebuah obrolan di podcast Denny Sumargo, Rispo dengan jujur membagikan cerita tentang keluarganya.

Siapa sanga, keluarga Rispo masih memiliki garis keturunan dari tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), D.N. Aidit.

Rispo adalah cucu dari Murad Aidit, adik kandung dari D.N. Aidit. Murad sempat menjadi tahanan politik setelah peristiwa G30S PKI tahun 1965.

"Nama kakek gue Murad Aidit," ujar Rispo, mengawali kisahnya di podcast Denny Sumargo, Kamis (19/6).

Rispo mengaku mendengar versi sejarah PKI yang berbeda dari keluarganya, dibanding apa yang diajarkan di sekolah.

Pria berusia 34 tahun inipun terkejut saat pertama kali mempelajari sejarah G30S PKI dalam buku pelajaran.

"Pas sekolah SD, gue kaget. PKI dibilang bunuh-bunuhan, nggak punya agama. Lah, ini kan kakek gue. Padahal kakek gue salat, kakek gue pergi haji," tuturnya dengan nada getir.

Menurut Rispo, keluarga besarnya meyakini bahwa mereka adalah korban, dan banyak dari mereka harus hidup terasing karena cap sebagai keturunan PKI.

"Tante-tante gue ada yang di Belanda, ada yang di Cina. Karena enggak bisa dapet kewarganegaraan sini, gara-gara ada unsur PKI," jelasnya.

Bahkan, ibunya pun harus melalui proses rumit agar bisa kembali hidup di Indonesia.

"Nyokap gue itu di sini. Dari Pulau Buru. Diurus sama orang supaya bisa tetap tinggal," kata kakak dari mendiang Fico Fachriza itu.

Kisah sang kakek, Murad Aidit, juga tak kalah menyentuh. Ia sempat ditangkap sepulang dari Rusia, lalu ditahan tanpa proses hukum yang jelas.

Baru di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Murad dinyatakan tidak bersalah dan mendapat kompensasi dari negara bersama para eks tapol lainnya.

"Pas era Gus Dur akhirnya diputusin tidak bersalah. Ditahan tanpa diadili, malah akhirnya dikasih kompensasi," ungkap Rispo.

Meski menyimpan luka sejarah, keluarga Rispo memilih berdamai dan hidup seperti biasa di tengah masyarakat.

"Kalau kata kakek gue, sejarah ditulis sama pemenang. Jadi ya udah," ucapnya pasrah.

Menariknya, kisah kelam ini pernah ia jadikan materi lawakan dalam stand-up comedy. Ketika ditanya apakah tak khawatir membahas topik sensitif di ruang publik, Rispo menjawab ringan:

"Ya nggak apa-apa. Malah gue sempat jadiin materi stand up, yang di era Gus Dur akhirnya diputusin nggak bersalah itu," tutupnya.