Pelecehan Kembali Terjadi di Panti Asuhan, Anak-Anak Bawah Umur jadi Korban
Kasus pelecehan seksual terhadap anak belakangan tengah menjadi sorotan publik. Seperti halnya baru-baru ini kembali terkuak adanya praktek asusila di panti asuhan yayasan Darussalam An'Nur, Kunciran Indah, Tangerang.
Ironisnya, puluhan anak panti asuhan yang notabennya masih di bawah umur menjadi korban pelecehan oknum pendidik.
"13 anak asuh yang ada di panti asuhan tersebut 8 diantaranya diduga jadi korban. Dari 8 itu 5 diantaranya anak usianya dari 8 tahun sampai 16 tahun yang tiga lagi dewasa 19 sampai 20 tahun," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Salah seorang anak panti asuhan yang menjadi korban mengungkapkan dirinya mengaku diimingi sejumlah uang sebelum akhirnya dilecehkan oleh oknum pengasuh.
"Petama sih kayak disuruh beresin kamar, setelah beresin kamar dia langsung kunciin kamar gitu, kamu jangan bilang siapa siapa ya habis itu diakasih duit, kayak seratus ribu gitu," ungkap salah seorang anak panti asuhan yang menjadi korban pelecehan.
Sementara itu, Diyah Puspitarini selaku koord Subkom Advokasi KPAI mengatakan anak-anak pantu asuhan yang menjadi korban belum paham atas apa yang dilakukan oleh oknum pengasuh tersebut.
"Anak-anak ini mereka sebenarnya belum paham apa yang dialami yang masih anak-anak terutama yang masih usia 7 tahun dan SD. Karena ini ada yang diberi uang, diajak jalan makan dan lain sebagainya. Secara umum belum paham apa yang dilakukan 3 orang pengasuh. Anak yang 16 tahun mengadu ke keluarga, ternyata alumni dari pondok yang juga mengalami ini. Jadi ini kayak bola salju yang besar," tutur Diyah Puspitarini, koord Subkom Advokasi KPAI.
Dean Desvi selaku donatur tetap pada yayasan tersebut sontak terguncang begitu mendengar kabar tersebut. Ia merasa kasus tersebut terjadi secara terstruktur lantaran dilakukan lebih dari satu orang.
"Ini terstruktur karena nggak sendiri, kegiatan pencabulan, pelecehan, homoseksual, dan pensodomian anak-anak ini nggak dilakukan oleh satu oknum tapi beramai-ramai. Bahkan anak balita ada satu anak dikerjain sama dua pengurus bahkan ada yang lagi sakit disodomi," tutur Dean Desvi, salah seorang donatur yayasan.
(kpr/kpr)