Penyesalan Lee Jeong Hoon Kerap Berkata Kasar ke Sang Istri Moa Aeim

Lee Jeong Hoon berbagi cerita soal bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga bersama Moa Aeim. Ia tak memungkiri ada banyak kekurangan pada dirinya selama melakoni peran sebagai kepala rumah tangga.

Artis keturunan Korea Selatan ini mengaku masih kurang lihai menjalin komunikasi yang baik dengan sang istri. Bahkan, Lee mengaku kerap berkata-kata kasar ke Moa.

"Mungkin cara bahasa ku yang kasar, jadi aku akan belajar lebih baik biar ngomongnya lebih sopan," ujar Lee Jeong Hoon dalam tayangan Pagi Pagi Ambyar dilansir pada Minggu (29/9).

Lee pun merasa sangat menyesal atas sikap buruknya terhadap sang istri tercinta. Ia pun mengaku akan berusaha berubah demi menjaga keutuhan rumah tangga.

"Pasti (mau berubah), pokoknya I love you," ungkap Lee.

Di lain kesempatan, Lee juga tak memungkiri kerap terlibat perseteruan dengan sang istri. Salah satu pemicu hal tersebut adalah perbedaan budaya di antara Lee dan Moa.

"Udah kenal lama tapi nggak mengenal benar-benar personality masing-masing, suka teriak-teriak, nada tinggi. Nah susah-susah nikah, ternyata nikah beda lagi. Setiap kali ada permasalahan, sayanya emosian, dianya cuek. Jadi nggak nemu titik temunya," ujar Lee.

"Beda budaya di mertua juga. Kayak mertua Korea itu kan kita harus sering-sering ngabarin, sering-sering kontak, kasi kabar, Kalau di Indonesia kan easy itu, ya udah pas kamu sempat aja. Di situ papa mama saya sempat marah sama MOA, kok mantu nggak pernah nyari gitu," sambungnya.

Lee lantas mengaku sempat ingin mengakhiri hubungan dengan Moa semasa masih pacaran. Namun, ia berusaha saling melengkapi satu sama lain dengan Moa hingga akhirnya menikah.

"Justru saya itu pengen mundur setiap hari. Pengen putus terus. Tapi MOA yang benar-benar gigih, bertahan, dia yang minta maaf, dia kayak yang rela ngalah. Saya salut sama MOA itu, Akhirnya kita bertahan sampai akhirnya nikah," ungkap Lee Jeong Hoon.

"Namanya nikah itu kan hal yang suci, nggak bisa diingkari. Dalam arti kita nggak suka sama sifatnya dia kita cerai, kan nggak mungkin. Itu tidak boleh terjadi, dan tidak boleh ada lah. Akhirnya kita cari solusi kayak aku nggak suka apa, dia nggak suka apa, adalah hal yang susah ditemui di titik tengah. Tapi sekarang baru belajar saya ngalahnya gini, dia ngalahnya gini. Jadi bukan selalu ingin menang, tapi sama-sama ngalah lah," tutupnya.