Home Hot Gossip Berita Hot Gossip
INDEPTH

Curhat Pilu Mantan Artis Cilik yang Depresi hingga Kisah Baby Lily

Roni Sinagula | Insertlive
Rabu, 07 Aug 2024 19:15 WIB
Curhat Pilu Mantan Artis Cilik yang Depresi hingga Kisah Baby Lily (Foto: Instagram)
Jakarta, Insertlive -

Jagalah Dia, Jangan Disakiti

Anak-anak harus disayang bukan dikasari apalagi sampai dibuang. Inilah kisah tentang anak-anak yang kehadirannya tak diinginkan sang ibu, dapat perlakuan kekerasan di tempat penitipan hingga kisah mantan penyanyi cilik yang alami depresi.

Baby Lily; Mukjizat Itu Nyata

'Saat kamu menginginkan sesuatu, seluruh semesta akan bersatu membantumu meraihnya', selarik kalimat dalam novel 'Alchemist' karya Paulo Cuelho ini mengawali kisah tentang kehadiran bayi bernama Lily dalam rumah tangga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Ramadan 2024 menguntai impian perempuan dengan nama populer Gigi ini untuk menimang anak perempuan.


Jalani puasa bersama mimpi dikarunia anak perempuan tentu saja Gigi berharap ada janin dalam kandungan. Bagai ikatan jiwa antara ibu dan anak, Rafathar nyatanya juga memiliki harapan serupa, ingin punya adik perempuan. Tak pelak Ibu dua anak ini pun berdoa terkhusus pada malam Lailatul Qadar, malah yang lebih baik daripada seribu bulan.

"Jadi waktu bulan puasa, di malam Lailatul Qadar istri aku lagi pengin banget punya anak lagi, anak aku, Rafathar juga lagi pengin banget punya adik perempuan. Nggak tahu kenapa tiba-tiba di malam itu mereka berdoa, besoknya datang (Lily)," tutur Raffi kala dalam podcast Merry Riana, Senin (5/8/2024).

Mujizat itu nyata. Doa Gigi langsung dijawab Allah. Seorang bayi dibawa oleh sahabat adik Gigi bernama Magda yang punya panti asuhan di Bali. Gigi dan Rafatar bahagia tapi Raffi terjebak dalam kebingungan. Ia sendiri belum berniat menambah momongan. Pun, ia tak tahu menahu perihal keinginan istri dan putra sulung untuk menimang bayi perempuan.

Tersesat dalam labirin tanda tanya tentang bagaimana harus mengambil keputusan atas kehadiran sang bayi yang tetiba dibawa ke rumah itu, Raffi lafaskan ayat-ayat suci Al-Qur'an di telinga anak itu.

"Malam itu bayi ada di rumah, belum 24 jam, masih dalam keadaan merah, jadi aku azanin aja. Setelah itu, Rafatar biasanya cuek tetapi pas melihat bayi itu dia bilang ke saya 'Papa, bayinya di sini aja," lanjutnya.

Permintaan Rafatar yang diteguhkan dengan keinginan Gigi tentunya tak dapat ditampik Raffi. Bayi perempuan yang telah diazanin itu disematkan nama indah, baby Lily serta menjadi bagian dari keluarga.

Status Lily sebagai anak pun diproses tapi pintu rumah Andara tetap terbuka untuk terima kehadiran ibu kandung baby Lily. Bagaimana pun, seturut pengakuan pemilik panti, ibu kandung baby Lily datang untuk menitipkan anaknya ke panti. Terkait alasan mengapa sang ibu kandung tak merawatnya tak diungkap.

"Kalau pun nanti besok, minggu depan atau bulan depan, ibu ini bayi mau ambil ya silahkan saja yang penting kita sudah menjaganya dengan baik," tutupnya.

Curahan Hati Mantan Penyanyi Cilik

Baby Lily kini jadi ratu kecil. Ia dimanja dan disayang. Tak menutup kemungkinan, dirinya bakal setenar dan sepopuler kedua kakaknya, Rafathar dan Rayyanza yang didapuk sebagai artis cilik hingga kerap jadi kontroversi perihal eksploitasi anak. Bagaimana pun persoalan ini tak ubahnya simalakama.

Di satu sisi orang tua ingin mengasah kemampuan buah hati, di sisi lain terkesan terlampau dipaksakan hingga anak-anak kehilangan masa kecil yang seharusnya dilalui dengan bermain bukan syuting. Tentang ini,curahan hati para mantan penyanyi cilik dapat mengurai sengkarut pro kontra ini.

Geofanny Arlen Tambunan; Kelam Dalam Temaram

Geofanny Arlen Tambunan, nama ini mungkin terdengar asing di panggung hiburan. Pria yang kini berusia 36 tahun ini memang sudah menepi dari hiruk pikuk blantika musik usai populer bersama grup penyanyi cilik, Trio Kwek-kwek serta melejit dengan hits bertajuk 'Menabung: karya Titiek Puspa saat duet dengan Saskia di era 90-an.

Geofanny yang berjarak dari ingar bingar dan temaram dunia 'showbiz' menanggung derita terperosok dalam kelamnya depresi. Bintang cilik yang mengawali karir dari sebuah sanggar lantaran suka bernyanyi ini nyatanya tak menikmati sanjung puja dan ketenaran.

Ia terjebak dalam trauma lantaran tak menikmati waktu sebagaimana anak-anak lain. Geofanny turuti keinginan orang tua untuk terjun ke panggung hiburan sebagai penyanyi.

"Balik dari New York ke Jakarta memang sempat nyebutnya, aku nggak enak, aku dinyatakan depresi sama dokter, itu banyak ceritanya, lumayan panjang berkaitan sama masa lalu juga. Pada zaman kecil, ternyata bukan pasionnya, zaman kecil sebagai artis cilik yang mau mereka happy, aku karena nurut orang tua, aku senang nyanyi, tapi kadang-kadang aku dipaksa jadi cepat besar sebenarnya," ungkap pria yang juga sempat berperan di beberapa serial televisi kala hadir di kanal Youtube WaOde Sisters beberapa waktu lalu.

Kelam dalam temaram, begitulah yang dirasakan Geofanny kala ikuti kata orang tua. Kala itu, dirinya memang tak merasa ada yang salah tapi absennya waktu bermain bersama teman-teman yang dipendam tak ubahnya fenomena gunung es.

Orang tua Geofanny mungkin tak menyangka bahwa sang anak berada dalam kondisi itu. Pun, sebagai orang tua tentu saja berharap agar anaknya bisa mengembangkan bakat dan kemampuan. Tak salah tentunya tapi niat baik itu nyatanya mengabaikan kebutuhan dasar seorang anak yang seharusnya bermain bukan bekerja. Kondisi inilah yang membuat Geofanny sampai harus konsumsi obat lantaran alami depresi berat.

"Nggak bisa senang, nggak bisa sedih, aku dari kecil suka nutup perasaan, jadi benar-benar kacau banget, terus aku akhirnya ke dokter karena aku ada pemikiran nggak baik lah. Konsultasi, minum obat juga segala macam" akunya.

Andaikan saat kecil, Geofanny dapat memilih tentu saja tak ingin berada dalam temaram ketenaran demi turuti keinginan orang tua. Meski begitu, ia sama sekali menolak anggapan bahwa dirinya dieksploitasi orang tua. Depresi yang dialami lantaran semasa kecil ia sering pendam emosi hingga akhirnya terungkap kala dirinya gagal gapai tujuan hidup untuk tinggal di Amerika Serikat.

Leony Dan Enno Lerian; Tak Merasa Dieksploitasi Ortu

Jalan hidup Geofanny berbeda dengan kisah Leony Vitria Hartanti dan Enno Lerian. Sama-sama sebagai mantan penyanyi cilik tapi Leony dan Enno tak sampai terjebak dalam depresi. Keduanya menikmati perjalanan sebagai bintang cilik bahkan masih eksis hingga kini.

Terjaganya eksistensi sebagai bintang ini pula yang membuat Leonny menolak anggapan dirinya dieksploitasi orang tua. Ia pun menyentil fenomena anak-anak di zamannya yang terjun ke industri hiburan gegara ikuti kata orang tua. Bahkan tak tanggung-tanggung, perempuan kelahiran 20 September 1987 ini menyinggung fenomena artis cilik zaman sekarang.

"Zaman dulu juga banyak anak-anak yang masih obsesi orang tua, kita tahu lah, kita nggak usah sebut ya, yang obsesi orang tua itu ada, itu sekarang gue ngeliat banyak di pemain cilik zaman sekarang lah, ada yang anaknya senang, tapi ada beberapa gue tahu bukan maunya anak," ungkap mantan penyanyi cilik yang melejit bersama Dhea Ananda dan Alfandy melalui grup Trio Kwek-kwek di kanal Youtube WaOde Sisters belum lama ini.

Leony berkarier lantaran keinginan sendiri yang memang didukung orang tua. Passion inilah yang membuat dirinya tak kalah saing dengan para pendatang baru. Ketika sadar bahwa kariernya sebagai penyanyi tak setenar saat berstatus penyanyi cilik, ia banting setir ke seni peran.

"Yang masih konsisten gue jalanin akting, karena akting itu masih serunya, dapat peran beda-beda, setiap kali project baru ada yang baru lagi, selalu ada yang baru, itu masih menarik sampai sekarang gue jalanin itu akting," tuturnya.

Setali tiga uang dengan perjalanan karir Enno Lerian. Perempuan cantik yang kini dalam balutan hijab itu, hits di era 90-an dengan beberapa lagu seperti 'Si Nyamuk Nakal dan Du DI Dam' menikmati panggung hiburan tak ubahnya taman bermain. Ia tak merasa sedang dipaksa kerja oleh orang tua lantaran bernyanyi adalah hobby. Dari sini pula. Enno tak sadar mengubah nasib keluarga. Boleh dibilang, dirinya jadi tulang punggung keluarga kala itu.

"Suka nyanyi, pas depan kamera lupa bete sama orang tua, lupa capeknya, ya udah nyanyi, melakukan sesuatu yang memang waktu kecil itu aku suka, dan nggak paham si jadi tulang punggung nggak ngerti sama sekali," ungkapnya kala ditemui di Jakarta, Senin (5/8/2024).

(Roni Sinagula/arm)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK