Beda Pendapat UAH dan UAS soal Hukum Haji Berkali-kali Dalam Islam
Ucapan Mamah Dedeh soal dirinya yang sudah menjalankan ibadah haji sebanyak 33 kali mendapat sorotan.
Mamah Dedeh mengucapkan hal tersebut saat berbincang santai membahas soal haji dengan youtuber Atta Halilintar.
Pendakwah 72 tahun itu mengaku baru saja menjalankan ibadah haji tahun ini seperti Atta dan istrinya Aurel Hermansyah.
Mamah Dedeh lalu menyebut dirinya sudah 33 kali menunaikan ibadah haji sejak tahun 1970-an.
"Oh Mamah Dedeh kemarin ke sana (haji ke Tanah Suci) juga?" kata Atta.
"Sudah 33 kali dari tahun 1970-an," jawab Mamah Dedeh.
Ucapan Mamah Dedeh itu lalu menimbulkan tanya, apakah boleh menjalankan ibadah haji berkali-kali?
Pendapat Mamah Dedeh soal Haji
Menurut Mamah Dedeh menjalankan ibadah haji berkali-kali diperbolehkan, asal diimbangi dengan kebiasaan berbagi seperti memberangkatkan orang lain untuk umrah.
"Berkali-kali boleh, tak masalah. Semakin banyak semakin baik. Yang salah itu kalau kita berhaji tapi nggak mau berbagi. Nenek tuh ya tiap bulan aja berangkatin umrah minimal empat orang," beber Mamah Dedeh.
Pendapat UAS soal Haji
Berbeda dengan Mamah Dedeh, UAS atau Ustaz Abdul Somad memiliki pandangan tersendiri soal menjalankan ibadah haji berkali-kali.
Ia menyebut melaksanakan ibadah haji hanya dilakukan satu kali seumur hidup sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
"Kalau kita lihat dalam perjalanan Nabi Muhammad, haji hanya sekali (seumur hidup). (Pergi) haji wada pertama dan penutup, Haji 10 Dzulhijjah, 11 12 tasyrik, meninggal 12 Rabiul Awal. Tak ada haji setelah itu," ucap UAS dalam ceramahnya yang tersebar di YouTube.
Pendapat UAH soal Haji
Sementara UAH atau Ustaz Adi Hidayat menyebut umat Muslim boleh saja melaksanakan ibadah haji berkali-kali, namun ia akan rawan mendapatkan godaan setan.
Terlebih mereka yang melaksanakan ibadah haji hanya untuk kesenangan dan lupa untuk menolong orang yang membutuhkan.
"Bisa Anda didorong untuk umroh berkali-kali, haji berkali-kali misalnya. Padahal di sekitaran Anda ada orang-orang yang membutuhkan. Ada orang fakir yang kehilangan mata pencariannya, ada orang yang putus sekolah," kata UAH.
"Hati-hati, bila terjadi seperti demikian, orang-orang yang gemar beribadah dengan kesenangan dan lupa dengan sekitaran prioritas itu bagian dari godaan setan," lanjutnya.
(agn/nap)