Profil Mooryati Soedibyo Pendiri Puteri Indonesia yang Meninggal Dunia

Pendiri brand kecantikan Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia, Mooryati Soedibyo, meninggal dunia pada Rabu (24/4) dini hari.

Mooryati Soedibyo adalah cucu Sri Susuhunan PukuBuwono X Keraton Surakarta pada 5 Januari 1928. Selama hidupnya, ia dikenal lekat dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton.

Di keraton, Mooryati Soedibyo mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.

Ilmu serta kegemarannya meminum jamu ini pun ia kembangkan menjadi usaha pada 1973. Bisnis ini menjadikan ramuan jamu resep Keraton Surakarta tonggak bisnis hingga mulai mengekspor ke sekitar 20 negara di dunia.

Produk jamu buatannya juga berkembang menjadi 800 produk. Ada produk untuk balita, umum, super, dan premium.

Jokowi hadir di perayaan ulang tahun ke-90 Mooryati Soedibyo/ Foto: Dok. Yayasan Puteri Indonesia

Bisnis Mooryati terus berkembang ditandai dengan didirikannya pabrik pertama pada 1981 yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan saat itu, Dr. Soewarjono Surjaningrat.

Pabrik pertamanya ini juga menjadi cikal bakal lahirnya Mustika Ratu. Dalam perkembangannya, Mustika Ratu melahirkan sejumlah merek terkenal yang memiliki target pasar yang beragam.

Tahun 1992, Mooryati meluncurkan ajang Puteri Indonesia. Ajang ini ia didirikan karena terinspirasi menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok, Thailand, pada tahun yang sama.

Dari ajang Puteri Indonesia perdana, terpilih Indira Pramarini Sudiro. Namun, mimpi Mooryati membawa wanita Indonesia ke ajang internasional baru terwujud saat Indonesia pertama kali mengikuti Miss Universe tahun 1995 diwakili Susanty Manuhutu.

Tidak hanya sukses sebagai pebisnis, Mooryati Soedibyo juga dikenal di dunia politik dan dipercaya menduduki posisi penting pemerintahan.

Ia menjadi Wakil Ketua Mejelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) masa jabatan 2004 hingga 2009.