Cerita Presenter Dazen Vrilla Jadi Korban Scam Tiket Konser Taylor Swift
Kehebohan konser Taylor Swift di Singapura dalam rangkaian The Eras Tour mampu menarik minat nonton warga dari sejumlah negara termasuk Indonesia.
Konser Taylor Swift di Singapura itu terbagi dalam dua akhir pekan yakni 2-4 Maret 2024 dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024.
Bahkan, tak sedikit figur publik asal Indonesia yang turut berangkat ke Singapura demi bisa menonton Taylor Swift.
Salah satunya figur publik yang ikut menonton adalah Dazen Vrilla pembaca berita di program stasiun TV nasional di Indonesia.
Sayangnya, Dazen Vrilla tak membagikan cerita soal momen berkesan saat nonton konser Taylor Swift dan justru mengaku jadi korban scam tiket.
"Guys kita di-scam, padahal udah tinggal masuk banget, ternyata tiket kita udah ada yang pakai," tulis Dazen Vrilla di Instagram yang dikutip pada Selasa (5/3).
"Sedih, tears (air matanya) bukan sticker sapphire tears lagi," sambungnya.
Dazen Vrilla pun membagikan cerita secara eksklusif kepada Insertlive mengenai kronologi dirinya menjadi korban scam tiket konser Taylor Swift di Singapura.
Awalnya, Dazen dan rekannya merasa yakin ketika membeli tiket konser Taylor Swift melalui salah satu akun oknum yang mengaku memegang akun ticketmaster.
Siapa sangka, ketika Dazen dan rekannya hendak memasuki area konser, tiket konser yang mereka beli ternyata tidak valid dan sudah digunakan oleh orang lain.
"Jadi kemarin aku berangkat ke Singapura tanggal 4 Maret, mau nonton Taylor Swift, dan nontonnya di tanggal itu juga, jadi begitu sampai langsung nonton, terus udah pasti banget merasa tiketnya resmi, karena langsung dikasih akun ticketmaster dan bisa kita buka, tapi ternyata waktu kita scan, tiketnya 'sudah dipakai' tulisannya," ungkap Dazen Vrilla.
Dazen pun merasa terkejut karena tiket yang dibelinya justru tak bisa digunakan untuk masuk ke area konser.
Padahal, Dazen sudah sempat memastikan bahwa tiket konser tersebut resmi sebelum melakukan pembayaran.
"Kebetulan aku bayar ke teman aku, dan dia yang beli tiketnya, jadi bukan aku yang mengurus langsung untuk pembelian, dan kelihatannya itu tuh legitimate (sah atau resmi), kayaknya cukup meyakinkan, akhirnya dibayar sama teman aku," ujar Dazen.
"Ternyata akun ticketmaster itu bukan yang menjual, jadi yang menjual tiket ke kita itu bukan yang namanya tertera di akun ticketmaster," sambungnya.
Dazen yang merasa tak terima kemudian berusaha untuk meminta kompensasi dari pihak ticketmaster yang kebetulan membuka booth di area konser.
Sayangnya, Dazen tak bisa mendapatkan kompensasi karena ternyata tiket konser yang mereka beli tidak sah atau resmi.
"Dan ketika kita minta klaim atau kompensasi ke orang ticketmaster yang ada di venue, kan ada booth ya untuk tiket-tiket yang nggak valid atau gimana, tapi mereka nggak bisa kasih kompensasi apa-apa, karena orang yang pegang akunnya nggak hadir bareng kita," kata Dazen.
Dazen yang sadar telah menjadi korban scam tiket konser Taylor Swift, lantas berusaha meneror oknum pelaku penipuan tersebut untuk meminta kembali uang.
Beruntung, Dazen masih bisa mendapatkan uangnya kembali usai meneror pelaku. Bahkan, Dazen berujar bahwa sejak awal pelaku memang menggunakan tiket palsu untuk melakukan penipuan.
Selain itu, Dazen juga berujar ada banyak orang yang menjadi korban scam tiket konser Taylor Swift di Singapura.
"Waktu kita protes ke dia, dia bilang 'Okay kak, aku refund', dia balikin uang senilai Rp5 juta, tapi ternyata itu bukti transfer palsu yang dia kasih ke kita, akhirnya aku teror berkali-kali, dan aku bilang kalau jurnalis dan bisa angkat kasus ini, baru dia balikin (uang tiket), dan itu juga bertahap dari Rp500 ribu, Rp2 juta, baru Rp3 juta, itu mungkin karena dia udah ketakutan, andaikan aku nggak teror dia, mungkin nggak dibalikin kayaknya uang aku," kata Dazen.
"Akhirnya dia juga ngaku kalau memang dari awal itu dia kirim tiket kita, dia udah tahu kalau tiketnya nggak valid, jadi memang nipu aja, dan ternyata ada beberapa orang juga yang kena scam dari akun dia itu, mungkin ada sekitar puluhan orang kalau total dalam satu pertunjukan," tutupnya.
(ikh/fik)