Deretan Fakta Miris Penganiayaan Santri Pesantren di Kediri hingga Meninggal

Insertlive | Insertlive
Kamis, 29 Feb 2024 21:30 WIB
Ilustrasi Bully Deretan Fakta Miris Penganiayaan Santri Pesantren di Kediri hingga Meninggal / Foto: Freepik
Jakarta, Insertlive -

Publik menyoroti kasus penganiayaan yang membuat BBM (14) seorang santri di Pondok Pesantren Al Hanifiyah, Kediri, Jawa Timur, meninggal dunia.

Aksi penganiayaan itu terjadi karena BBM disebut kerap abai dengan nasihat dan membuat kesal para pelaku yakni MN (18), MA (18), AF (16), serta AK (17).

Keempat pelaku yang menganiaya BBM hingga tewas saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian Kediri.

ADVERTISEMENT

Terungkap pula sejumlah fakta mengenai bagaimana kematian BBM akibat dianiaya oleh para seniornya di pesantren.

1. Disebut meninggal karena terjatuh di kamar mandi

Mia Nur Khasanah kakak kandung BBM mengaku awalnya menerima kabar bahwa sang adik meninggal dunia karena terjatuh di kamar mandi.

Kabar mengenai adiknya tersebut didapatkan Mia dari pengasuh pesantren di Kediri.

Hal tersebut yang membuat Mia dan Suyanti ibunda BBM yang bekerja di Bali langsung pulang ke Banyuwangi.

Keluarga kemudian mulai curiga dengan keterangan yang diberikan pengasuh pesantren lantaran dilarang untuk membuka kain kafan korban.


Padahal, Mia mengaku melihat ada darah yang tercecer dari keranda tempat jenazah mendiang adiknya terbaring.

2. Jenazah dibonceng menggunakan motor ke rumah sakit

Terungkap pula pengakuan dari salah satu pelaku yang berujar sempat membawa BBM ke rumah sakit.

Bahkan, dua orang pelaku membawa BBM yang sudah meregang nyawa dengan bonceng tiga menggunakan motor.

Kedua pelaku nekat membawa BBM ke rumah sakit sekitar pukul 03.00 WIB pagi karena korban tak sadarkan diri usai mengalami penganiayaan.

Tak hanya itu, kedua pelaku juga secara diam-diam membawa BBM ke rumah sakit tanpa sepengetahuan pengurus pondok pesantren.

Korban pun disebut mengalami sejumlah luka di bagian leher, dada hingga kaki.

Pihak keluarga juga sempat memberikan keterangan mengenai luka jeratan tali di leher, bekas sundutan rokok di bagian kulit kaki, tulang hidung yang patah, hingga lubang di dada.

3. Pesan terakhir korban kepada sang ibunda soal rasa takut

Salah satu hal yang miris terungkap dari pengakuan Suyanti ibunda mendiang BBM.

Suyanti berujar sempat menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp dari BBM sebelum anaknya tersebut meninggal dunia.

Dalam pesan singkat tersebut, mendiang BBM sempat mengaku ketakutan berada di pesantren Al Hanifiyah, Kediri.

Bahkan, korban sampai meminta sang ibunda agar datang menjemputnya. Sayangnya, kala itu BBM tak menjelaskan alasan dirinya ketakutan di pondok pesantren kepada sang ibunda.

4. Pihak pesantren mengaku tidak mengetahui kejadian penganiayaan

Pihak pesantren Al Hanifiyah pun mengaku sama sekali tidak mengetahui peristiwa penganiayaan hingga menyebabkan BBM meninggal dunia.

Fatihunada sebagai perwakilan pesantren mengaku pihaknya hanya menerima laporan bahwa BBM meninggal dunia akibat terpeleset di kamar mandi.

Pengurus pesantren lantas mengaku hanya membantu proses pemulangan jenazah BBM ke Banyuwangi kala itu.

5. Salah satu tersangka ternyata sepupu korban

Hal miris lainnya juga terungkap mengenai salah satu tersangka penganiayaan yang ternyata merupakan sepupu dari BBM.

Suryanto paman BBM dan juga tersangka bernama AF mengaku sangat terpukul karena tak menyangka dengan kejadian tersebut.

Pihak keluarga lantas menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus hukum ini kepada pihak berwajib.

6. Pesantren tak punya izin Kementerian Agama

Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur lantas memberikan pernyataan mengejutkan perihal pesantren Al Hanifiyah di Kediri.

Siapa sangka, pesantren Al Hanifiyah di Kediri tidak mengantongi perizinan dari Kementerian Agama.

Padahal, pesantren Al Hanifiyah di Kediri menaungi 93 santri dan telah beroperasi sejak 2014.

As'adul Anam Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim lantas berujar bahwa pihaknya memang bertanggung jawab untuk mengawasi pesantren tersebut.

Namun, pihak Kemenag Jawa Timur berujar belum bisa melakukan penutupan terhadap pesantren tersebut.

(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER