Sosok Pin Harris Konglomerat yang Anaknya Nikah Viral gegara Undang Eks Westlife

Ranah media sosial tengah membahas soal pernikahan crazy rich asal Surabaya, Ryan Harris dan Gwen Ashley.

Pernikahan dengan konsep royal wedding itu mengundang sejumlah artis internasional dari dalam hingga luar negeri.

Sebut saja seperti Raisa, Via Vallen, Lyodra, Brian McFadden eks Westlife, Nicole Scherzinger hingga Keith Duffy menjadi undangan yang diminta menghibur para tamu dalam acara pernikahan di The Westin, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (18/11).

Pernikahan yang berlangsung dengan mewah dan meriah itu tidak luput dari andil ayah Ryan Harris yakni Pin Harris. Siapakah dia?

Pin Harris ayah dari Ryan Harris yang menikah dengan Gwen adalah mantan petinggi maskapai penerbangan asal Malaysia yang kini juga ada di Indonesia, Air Asia.

Melansir dari Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan PT AirAsia Indonesia Tbk. Tahun 2021, Pin Harris merupakan komisaris perusahaan yang mengundurkan diri pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 25 Mei 2021.

Pin Harris merupakan warga Indonesia yang pernah meraih gelar sarjana di bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Surabaya (UBAYA), Surabaya, Jawa Timur.

Pria 54 tahun itu didapuk menjadi Komisaris PT AirAsia Indonesia pada 2018 silam. Belum genap 5 tahun menjabat, ia meninggalkan posisinya itu pada pertengahan tahun 2021.

Selain pernah menjabat sebagai Komisaris PT AirAsia, Pin Harris adalah CEO di PT Matra Unikatama sejak tahun 2003. Ia juga merupakan Direktur PT Unichem Chandi Indonesia sejak tahun 2017.

Sebelum menjabat sebagai direktur, Pin Haris pernah menduduki posisi sebagai Marketing Assistant di PT Unichem Chandi Indonesia pada tahun 1997-1999.

Diketahui, PT Unichem Chandi Indonesia merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh ayahnya. Setelahnya, ia dipercaya menjadi Wakil Presiden Keuangan di perusahaan tersebut pada periode 1999-2003.

Selain PT Unichem Candi Indonesia, keluarga Pin Haris juga memiliki bisnis usaha lainnya di bidang pertambangan seperti PT NNT (Newmont Nusa Tenggara), PT Pertamina (Persero), PT Chevron Pacific Indonesia, hingga PT Freeport Indonesia.