Momen Terakhir Ira Wibowo Bersama Ayah, Ari Wibowo: Papa Pergi dengan Tenang

Ari Wibowo dan Ira Wibowo sedang merasakan duka yang mendalam karena sang ayah tercinta R. Wibowo Wirjodiprodjo.

Mendiang ayah Ari dan Ira meninggal dunia karena usia yang sudah tua yakni 94 tahun pada pada Sabtu (14/10) pukul 18.30 WIB.

Ayah Ira dan Ari yang punya latar belakang militer itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

"Kebetulan kan papa itu tinggal di rumah aku, pokoknya papa tuh nggak sakit, nggak ada sakit keras, ya merasakan sakit juga nggak, jadi memang (meninggal dunia) karena usia aja, udah 94 tahun, ya jadi semakin hari memang sudah semakin lemah (kondisi fisik)," kata Ira Wibowo kepada Insertlive di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

"Makannya bagus tapi mungkin sarinya udah nggak bisa terserap," sambungnya.

Ira pun mengenang momen terakhir ketika berjumpa dengan sang ayah untuk terakhir kalinya. Kala itu, Ira berujar bahwa sang ayah masih berusaha mengungkapkan kasih sayang.

Namun, Ira lantas melihat ada yang berbeda dari sang ayah. Ira berujar sang ayah tidak terlihat begitu semangat seperti biasanya.

"Nah kemarin pagi pas aku mau pamit, papa itu mesra bangat, ngomong 'I love you' pakai bahasa Jerman, terus papa minta sun (cium), minta dipeluk, pas aku pamit, jadi papa tuh paling suka makan spaghetti carbonara, terus aku tanya, 'Papa pas aku balik mau dibawakan apa? Mau dibawakan spaghetti carbonara nggak?'," kata Ira.

"Biasanya papa tuh pasti mau, paling semangat, tapi ini dia malah menunduk dan geleng-geleng kepala, 'Mau durian?', masih geleng-geleng, nah dari situ aku merasa papa beda dari biasanya," tutupnya.

Ira yang punya firasat tak enak langsung berusaha menghubungi Ari Wibowo dan juga sang ibunda untuk segera datang ke rumah dan menjenguk ayah.

"Terus aku langsung hubungi Ari dan juga ibu, aku minta mereka buat datang karena kayaknya papa tuh kurang semangat gitu, tapi nggak langsung mengartikan papa mau pergi (meninggal dunia), nggak juga, tapi paling nggak kalau ada anak sama istri kan dia bisa jadi lebih semangat," ujar Ira.

Ari yang juga hadir pada kesempatan tersebut, menjelaskan bahwa dirinya datang menjenguk sang ayah dengan membawa serta anak-anaknya.

Ari awalnya melihat sang ayah masih dalam keadaan semangat ketika melihat kehadiran cucu. Namun, semangat tersebut tak berlangsung lama karena sang ayah tak lama kemudian tidur.

Pria berusia 52 tahun ini pun merasa bahwa sang ayah memang ingin beristirahat dan kemudian memutuskan untuk mengajak anak-anak pulang.

Tak disangka, Ari kemudian menerima telepon dari Ira mengenai kondisi sang ayah yang tak lagi memberikan reaksi.

"Pas aku datang sama anak-anak, itu papa tuh masih yang semangat, angkat jempol sambil senyum, tapi begitu udah selesai senyum langsung balik lagi kayak lemas gitu, tidur, terus aku elus-elus tangan papa tapi udah nggak ada reaksi, tapi masih napas ya, aku pikir, 'oh ini mau istirahat'," cerita Ari.

"yang penting udah ketemu, terus kita (Ari dan anak-anak) pulang, tapi pas malamnya ditelepon, saya langsung datang lagi, Ira juga, pas datang itu badannya masih hangat, tapi udah nggak ada reaksi, kita juga udah berusaha panggil dokter," sambungnya.

Meski bersedih, Ari mengaku ikhlas karena sang ayah pergi untuk selamanya dalam keadaan tenang dikelilingi orang-orang tercinta.

"Tapi papa perginya dengan sangat tenang, di dalam tidurnya, tidak ada rasa sakit sama sekali, dikelilingi orang-orang yang dicintainya, jadi kayaknya memang sudah memberi tanda bahwa 'This is goodbye'," tutup Ari Wibowo.