Ungkap Mimpi Ubah Dunia Pendidikan, Maudy Ayunda Tak Sangka Suami Pernah Jadi Guru

Maudy Ayunda belum lama ini menjadi sorotan kala mengungkapkan keinginannya bila mendapatkan kesempatan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Salah satu keinginan Maudy adalah mengubah assessment atau evaluasi pendidikan yang menurutnya sebagai proses penting dalam sistem pendidikan.

Bentuk perubahan evaluasi pendidikan tersebut berupa penghapusan terhadap soal pilihan ganda.

"Aku pasti akan mengubah, satu, assessment (evaluasi pendidikan)," ungkap Maudy Ayunda dalam tayangan YouTube short Felicia Tjiasaka yang dikutip pada Jumat (15/9).

Maudy lantas membuat perbandingan antara assessment dalam bentuk open ended question dengan multiple choice atau pilihan ganda.

Artis berusia 28 tahun ini merasa penerapan assessment berupa open ended question akan jauh lebih baik dibanding dengan multiple choice atau pilihan ganda.

Pasalnya, penerapan assessment yang berbeda tentu juga akan membuat proses belajar para murid jadi berbeda.

Penerapan assessment berupa open ended question dirasa akan mampu membentuk cara berpikir yang lebih kritis.

"Kalau assessment-nya itu open ended question dan bukan multiple choice, pasti murid juga belajarnya beda," ucap Maudy.

"Guru juga ngajarnya beda, dan akhirnya yang di-grading critical thinking dan analyzing (yang dinilai berpikir kritis dan analisis) dibanding sama memorization (menghapal)," sambungnya.

Tak hanya itu, perubahan bentuk assessment menjadi open ended question dinilai juga akan mengubah bagaimana proses guru dalam memberikan pelajaran.

Bahkan, para orang tua murid tentu juga akan memberikan bimbingan dengan cara yang berbeda mengikuti penerapan tersebut.

"Karena assessment itu filtering through (menyaring), akhirnya mempengaruhi cara guru mengajar," ujar Maudy.

"Cara siswa belajar, cara orangtua memberi motivasi anak mereka," sambungnya.

Namun, hal lebih besar yang ingin dibentuk Maudy andai menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah membangun budaya cinta belajar di Indonesia.

Maudy merasa bahwa perubahan sederhana tersebut mungkin saja bisa memberikan dampak besar bagi dunia pendidikan tanah air.

"Tapi di luar itu, misi terbesar aku adalah pengin membangun budaya cinta belajar aja di Indonesia," kata Maudy.

"Jadi, sesuatu yang kecil menurutku bisa revolusioner. Tentunya akan ada banyak lainnya, maksudnya, pendidikan enggak cuma itu," lanjut Maudy.

Namun di lain hal, Maudy justru tak menyangka bahwa sang suami Jesse Choi ternyata pernah menjadi seorang guru.

Jesse cerita bahwa dirinya pernah menjadi guru dan mengajarkan mata pelajaran di kelas.

"Pas aku muda, di SMA dan kuliah, aku guru. Aku juga guru les. Tapi aku juga ngajar di kelas, beneran kelas gitu," ungkap Jesse.

"Benarkah?" sahut Maudy tak menyangka.

Jesse lantas berkisah bahwa dirinya dulu mengajarkan sejumlah mata pelajaran untuk murid sekolah.

Tak hanya itu, Jesse bahkan mengaku juga sempat mengajar olahraga golf untuk anak-anak.

"Jadi aku mengajar matematika, kimia di kelas yang ada muridnya gitu," jelas Jesse.

"Aku mengajar Kimia lanjutan buat kelas musim panas. Aku juga mengajar golf untuk anak-anak," sambungnya

Maudy pun langsung merasa kagum dengan sosok suami tercinta yang ternyata pernah menjadi seorang guru.

"Ini lah kenapa kamu menggemaskan," tutup Maudy Ayunda.