Cerita Megahnya Ponpes Al-Zaytun hingga Warga yang Tinggal di Desa Tanpa Tetangga
Nama pondok pesantren Al-Zaytun masih menuai polemik, seiring mencuatnya berbagai kontroversi. Terletak di Indramayu, Jawa Barat, pondok pesantren terbesar se-Asia Tenggara ini, mengalirkan ragam cerita di balik kemegahannya.
Berdiri di lahan seluas 1.200 hektare, Tim Insert Investigasi berkesempatan menelisik setiap seluk hingga fasilitas di kompleks pesantren satu ini.
Seperti apa kemegahan ponpes Al-Zaytun dari perguruan tinggi, fasilitas para santri, hingga asrama sebagai tempat bernaung ribuan orang.
Bagaimana mereka benar-benar bisa hidup mandiri, memiliki banyak fasilitas seperti tempat penyimpanan ratusan ikan tuna segar, memasak 1,8 ton beras per hari, hingga pesona masjid ikonik yakni Masjid Rahmatan Lil-Alamin yang berdiri megah di lahan seluas 6,5 hektare.
Sementara itu dari Bekasi, ada seorang pria bernama Ngadenin yang rumahnya terkungkung bangunan hotel, sehingga akses menuju huniannya hanya bisa dimasuki lewat saluran got.
Seperti apa sulitnya Ngadenin saat melewati got, memanjat serta memasuki rumah tetangga yang sudah terbengkalai sebelum akhirnya tiba di kediamannya?
Apa yang membuat Isa Bajak memilih meninggalkan gemerlap dunia keartisan dan membuka warung makan di kampung halaman?
Masih dari Jawa Timur tepatnya di Ponorogo, ada pasangan yakni Bonari dan istri menjadi satu-satunya keluarga yang tinggal di tengah hutan jati di wilayah Desa Truneng.
Kenapa Bonari memilih untuk bertahan meski tak memiliki tetangga sama sekali?
Simak semua kisah tersebut di Insert Investigasi pada hari Minggu (16/7) pukul 15.00 hanya di Trans TV.
(nap/nap)