Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Syahnaz-Rendy, Ilhami Pepatah "Banyak Jalan Menuju Selingkuhan"

Insertlive | Insertlive
Sabtu, 15 Jul 2023 23:00 WIB
Foto: internet
Jakarta, Insertlive -

Tahun 2023 baru separuh jalan, gosip dan kasus yang menyangkut para pesohor Tanah Air sudah tak mampu untuk dihitung dengan jari manusia. Khususnya di "bidang" perselingkuhan.

Mulai dari perselingkuhan Virgoun yang membuat Inara Rusli kini jadi petinggi di perusahaan dr Richard Lee, isu main serong Christian Sugiono di awal tahun yang sirna begitu saja, isu selingkuh pesinetron Fandy Christian dengan lawan mainnya, yang terbaru kasus perceraian Raihaanun dengan Teddy Soeriaatmadja yang diduga berawal dari perselingkuhan-serupa dengan Inge Anugrah yang digugat cerai Ari Wibowo, hingga Alshad Ahmad yang diduga kembali ke pelukan mantan hingga memiliki seorang anak. Sudah cukup banyak, bukan?

Namun, kasus yang paling mencuri perhatian adalah isu perselingkuhan saudara Raffi Ahmad yang lain, yakni Syahnaz Sadiqah dengan suami Lady Nayoan, Rendy Kjaernett. Mengutip beberapa komentar warganet, "Dari keluarga ini lagi aja nih!"


Pertanyaannya, mengapa kasus perselingkuhan Syahnaz dan Rendy Kjaernett yang paling mencuri perhatian? Selain Syahnaz merupakan saudara Raffi Ahmad, tentunya, mungkin karena cara main belakang yang mereka lakukan cukup unik. Berselingkuh lewat aplikasi ojek online.

Pertanyaan selanjutnya, mengapa orang kepikiran untuk selingkuh lewat aplikasi ojek online? Tidak perlu dijawab, karena pertanyaan yang harusnya kita lontarkan adalah, kenapa orang-orang seperti ini terlalu mengilhami dan memodifikasi pepatah kuno, banyak jalan menuju Roma ke pelukan suami/istri orang lain?

Menurut psikolog dari laman Halodoc, berhubungan dengan orang lain (selingkuh), bisa meningkatkan rasa percaya diri. Hold on! Lalu, apakah orang yang tidak selingkuh akan menjadi tidak percaya diri?

Sementara menurut Azhariah Nur B Arafah, MA, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, selingkuh terjadi bukan hanya karena satu pihak, mengingat hubungan itu 'saling' atau dua arah.

"Bisa jadi karena dinamika dalam hubungan tersebut tidak nyaman dan tidak adanya komunikasi yang sehat, sehingga kita merasa tidak nyaman dan tidak aman berada dalam hubungan tersebut," ujar dosen yang akrab disapa Lia itu.

Imbasnya, seseorang yang merasa memiliki pasangan yang posesif, mudah curiga, dan kurang menunjukkan kasih sayang, lantas merasa pasangannya tidak memenuhi kebutuhannya sehingga ia mencoba mengisi kekurangan tersebut dengan mencari pada orang lain.

Di sisi lain, orang yang selingkuh berarti tidak bisa memegang komitmen. Azhariah menambahkan komitmen itu bukan hanya pada pasangan, melainkan juga pada diri sendiri.

"Kedua, bisa dari faktor orang yang bersangkutan (pelaku selingkuh) yang belum cukup kuat integritas dirinya karena hubungan itu bukan cuma soal komitmen kita dengan pasangan, melainkan juga komitmen kita terhadap diri sendiri," tambahnya.

Dosen lulusan UGM itu juga menjabarkan pemicu atau stimulus seseorang berselingkuh, seperti niat, kesempatan dan faktor lingkungan, sifat yang sudah menjadi karakter, serta waktu dan kedekatan.

"Nggak mungkin selingkuh kalau nggak ada intensi atau niat. Kadang awalnya tidak ada niat, tapi karena ada kesempatan, tergiur. Ini balik lagi soal integritas tadi. Mau ada kesempatan gimana pun, tapi kalau orang ini sudah 'firm' secara personal, bakalan bisa jaga diri," jelasnya.

"Aku pribadi masih melihat perilaku selingkuh itu sebagai sifat yang polanya menetap. Mungkin ada orang yang pernah selingkuh, terus nggak bakal diulang lagi, tapi tetap saja menurutku agak sulit dan hanya 1-2 orang saja yang berhasil," tambahnya.

Sejauh ini saya sepakat dengan beberapa faktor tersebut. Selingkuh merupakan tabiat yang susah untuk dihilangkan. Selain itu, Azhariah juga menggarisbawahi faktor lain, yakni kebersamaan alias cinlok.

"Ada beberapa kasus perselingkuhan yang terjadi karena faktor kebersamaan. Semakin sering ketemu dan bersama, potensi selingkuh itu bisa muncul (kebanyakan terjadi di tempat kerja). Lagi-lagi, ya, faktor integritas diri & profesionalitas yang berperan di sini," pungkasnya.

Setelah semua faktor di atas yang tidak masuk akal bagi saya, ada satu lagi alasan yang kerap saya dengar dari para pelaku selingkuh: hasrat seksual. Alasan ini juga pernah disinggung oleh dokter Boyke.

Namun, alasan merasa bosan dengan pasangan jelas bukan motif untuk selingkuh.

Saya hanya heran, mengapa seorang laki-laki bisa kehabisan ide untuk menghilangkan rasa bosan dengan pasangan-meski sudah bertahun-tahun bersama?

Jika kamu merasa bosan dengan aktivitas seksualmu dengan pasangan, mungkin kamu perlu melakukan gaya lain atau melakukannya di tempat lain.

"Buat mereka yang sudah menikah cukup lama, pasti harus ada pembaruan. Pembaruan itu dalam hubungan. Mesti lebih romantis. Mungkin ada bulan madu kedua, ketiga. Mungkin variasi hubungan seksnya perlu ditambah, komunikasinya perlu lebih intim lagi," papar dokter Boyke dikutip dari YouTube Tonight Show yang tayang pada Desember 2019 lalu.

"Untuk mengatasi kebosanan, kan, nggak harus selalu di tempat tidur. Bisa di kamar mandi, di dapur, tapi jangan ada pembantu, jangan ada anak-anak juga, ya," tambahnya.

Selain dari persoalan ranjang, ada beribu cara yang bisa saya rekomendasikan untuk para lelaki di luar sana untuk membunuh kebosanan.

Saya jadi teringat tokoh Sukab dalam cerpen Seno Gumira Adjidarma, yang tak pernah merasa bosan, karena prinsip hidupnya adalah setia dengan kahanannya (keadaannya). Bahkan Sukab bisa begitu setia dengan sepatunya yang butut, yang sudah menemaninya bertahun-tahun.

Jika mengutip dari Psychology Today, menyebut nama orang lain berulang kali (seperti mengungkit nama mantan, misalnya), bahkan menuduh pasangan berselingkuh, memberikan afeksi secara berlebih juga bisa memicu pasangan untuk berselingkuh, demikian juga dengan overprotective.

Sesekali saya ingin mengutip sedikit dari QS. Al-Ma'idah, "Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu."

See, segala hal yang berlebihan memang tidak dianjurkan. Termasuk memberi afeksi dan proteksi yang berlebihan pada pasangan. Secukupnya saja.

Kembali lagi pada isu perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dengan Rendy Kjaernett yang viral itu. Sejauh ini, saya yakin bahwa selingkuh itu merupakan tabiat, yang mana tentu susah untuk dihilangkan. Jangankan dihilangkan, untuk dihindari barang sejenak saja mungkin tidak bisa. Berapa kali Syahnaz atau Virgoun main serong dari pasangannya? Berulang kali. Tepat seperti penjabaran Azhariah di atas tadi.

Dari kasus perselingkuhan ini, saya baru sadar, bahwa selingkuh bisa membuat orang menjadi kreatif. Mereka mampu menemukan beragam cara untuk bisa berhubungan dengan selingkuhannya. Namun, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, akan tercium juga, bukan?

Syahdan, sebagai penutup, saya percaya bahwa komunikasi yang baik merupakan kunci dalam hubungan yang baik; hubungan dalam bentuk apa pun.

Andrall Intrakta
Redaktur InsertLive

(and/kpr)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK