Ini Penyebab Mahasiswa ITB Tewas Saat Uji Coba Pesawat Tanpa Awak
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung bernama Muhammad Rasyid Ghifary meregang nyawa saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak.
Rasyid yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknis Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB itu tewas karena terkena pasak dari alat pelontar pesawat.
Kabar kematian Rasyid telah dikonfirmasi langsung oleh Prof Dr Tatacipta Dirgantara selaku Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.
Menurut keterangan Tatacipta, mahasiswanya meninggal dunia pada Selasa (6/6) kemarin setelah melakukan uji coba pesawat tanpa awak di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung.
Rasyid diketahui sedang bersiap mengikuti perlombaan KRT (Kontes Robot Terbang) dengan membuat pesawat tanpa awak bersama UKM Aksatara.
Pesawat rakitan Rasyid tersebut telah selesai dirakit dan siap untuk dilombakan.
Sayangnya, saat melakukan uji coba, cuaca sedang hujan hingga membuat tanah di Lanud Sulaiman becek dan basah.
Kondisi tanah tersebut membuat pasak dari alat pelontar pesawat tanpa awak yang dirakit Rasyid tercabut hingga mengenainya.
Sebenarnya, pasak pelontar tersebut tak hanya mengenai Rasyid tapi juga temannya.
Namun, temannya hanya terkena pasak pelontar di bagian tangan sementara Rasyid mengalami luka yang fatal.
"Selasa sore itu hujan ya, kemudian sesudah reda mereka kemudian mencoba. Tapi karena hari Senin, Selasa hujan jadi tanah itu basah, jadi dia menancapkan pasak ke tanah. Jadi karena basah, nggak kuat," kata Tatacipta, dikutip dari detikcom.
"Ketika pelontar itu ditarik, pasaknya tercabut dari tanah, karetnya kena orang. Mengenai dua orang, yang satu nggak kenapa-kenapa, hanya kena tangan. Satu lagi (Rasyid) kena area yang fatal," sambungnya.
Tatacipta menduga bahwa tanah yang basah menjadi penyebab utama kejadian nahas hingga membuat Rasyid meninggal dunia.
"Itu pesawatnya mau uji coba, pesawatnya mah nggak ada masalah, tapi yang masalah pelontar pesawatnya itu," pungkasnya.
(dis/fik)