Pro Kontra Raffi Ahmad Naik Jet Pribadi ke Nikahan Kaesang dan Erina

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina mencuri perhatian warganet setelah menghadiri acara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menggunakan jet pribadi.

Pasangan yang kerap disebut 'sultan Andara' itu menggunakan jet pribadi dari Yogyakarta menuju Surakarta.

Jarak yang dekat tersebut sontak saja menuai beragam komentar dari berbagai pihak. Salah satunya seorang peneliti bernama Zakki Amali.

Melalui akun Twitter miliknya, Zakki membahas emisi tinggi hasil dari jet pribadi dapat mendorong pemanasan global.

"48 private jets beremisi tinggi yg mendorong pemanasan global mendarat di Bandara Surakarta H-2 dan H+1 pernikahan Kaesang. Rute terpendek itu dari Yogya (Adi Sucipto)-1,5 jam dg mobil-mengkonfirmasi orang kaya sebagai penyumbang emisi tertinggi," tulis Zakki Amali.

Ia juga menyinggung Raffi Ahmad yang saat itu memilih menaiki jet pribadi ketimbang kendaraan umum.

"Salah satu penumpang rute private jet terpendek Jogja-Solo adalah Raffi Ahmad. Terus saja flexing kekayaan dan memproduksi emisi lebih tinggi dibanding harus naik transportasi publik seperti kereta commuter Solo-Jogja, misalnya. #ShameOnYou," lanjutnya.

Raffi Ahmad naik jet pribadi ke nikahan Kaesang./ Foto: instagram

Zakki kemudian membeberkan estimasi pengeluaran serta estimasi emisi yang dihasilkan dari perjalanan Raffi Ahmad.

"Emisi perjalanan pulang-pergi 1 org rombongan Raffi Ahmad dr Jakarta-Jogja-Solo sekitar 2 ribu ton karbon dioksida (CO2) setara perjalanan 25 orang dg pesawat komersial di rute hampir sama. Tarif carter 1 pesawat (6 org) Rp240 jt sekali jalan setara harga tiket 250 org," bebernya.

Komentar Zakki Amali itu lantas menuai pro dan kontra dari warganet. Beberapa di antaranya setuju dengan pemaparannya. Namun, sebagian lainnya justru menilai bahwa Zakki hanya menjelekkan nama Raffi Ahmad.

"Sudah kuduga bakal diangkat. Memang carbon footprint ini masalah yang tak kunjung selesai. Yang sumbang emisi paling banyak itu ya pabrik / orang kaya," tulis @mia***.

"Padahal yang diomongin bener loh, masih ada yang bilang si paling si paling. Jogja-Surakarta itu deket banget demi apa. Yang bilang, terserah duit2 dia, pernah dengar nggak, 'Money is yours, but resources belong to society'," tulis @life****.

"Tujuanmu menghujat, bukan edukasi. Kaya gini itu harus setahun dulu, nggak bakal besar pengaruhnya, nggak usah panikan jadi orang," @dim***.