Dinikahi Syekh Puji Saat Belia, Lutfiana Ulfa Ngaku Ketakutan & Trauma
Kabar pernikahan Syekh Puji dengan gadis berusia 14 tahun bernama Lutfiana Ulfa pernah membuat heboh publik pada 2008 silam.
Hal itu langsung ramai dibahas hingga menjadi sorotan masyarakat luas karena Syekh Puji dinilai melanggar UU Perlindungan Anak.
Syekh Puji langsung dijebloskan ke penjara setelah setahun menikahi Lutfiana Ulfa.
Sejak kabar tersebut, sosok Lutfiana seolah tenggelam dari publik.
Ia pernah muncul di publik pada awal Januari dengan penampilannya yang berbeda.
Penampilan gadis belia yang kerap disapa Ulfa itu berubah drastis karena dinilai terlalu dewasa setelah menjadi ibu dari tiga orang anak.
Kini, Lutfiana Ulfa kembali disorot karena meluapkan isi hatinya melalui unggahan Instagram pribadinya.
Dalam curhatannya, Lutfiana Ulfa mengaku trauma dengan pernikahan dini yang pernah dialaminya.
Ia mengaku menjadi sosok yang tertutup dan penuh ketakutan hingga merasa tak punya potensi apapun dalam dirinya.
"Alhamdulillah Allah menghadirkan orang-orang yang peduli & menempatkan saya di lingkungan yang baik," tulis Lutfiana Ulfa.
"Tapi itu saja tidak cukup tetap ada penolakan dalam diri untuk berubah karena masih diliputi berbagai macam ketakutan," sambungnya.
Lambat laun, Lutfiana Ulfa mulai berani berubah dan mengobati rasa trauma yang ada di dalam dirinya.
"Sampai di mana saya mendapatkan nasihat dari ibu Nyai @umi_aimanpcw tentang firman Allah dalam Surat Ar-Ra'da ayat 11 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri'," imbuhnya.
"Dari nasihat itu membuat saya sadar kalau saya harus berubah, berkembang, berusaha mengobati trauma & mengatasi ketakutan-ketakutan saya untuk bisa menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Alhamdulillah saya berhasil mengatasi ketakutan terbesar saya dan kembali mengoptimalkan segala potensi di dalam diri," lanjutnya.
Lutfiana Ulfa pun kini mulai menikmati kehidupannya bersama sang suami Syekh Puji.
Ia juga mulai bepergian liburan bersama keluarga besarnya.
Hal itu berbeda dengan aksi Syekh Puji yang lebih sering memperlihatkan kegiatannya bersama seluruh santrinya.
"Semua orang diberikan Allah jalan takdir yang berbeda-beda, seperti halnya saya. Menjadi pemberitaan di usia 12 tahun, yang menimbulkan beragam fitnah juga stigma negatif di masyarakat serta menghadapi pihak-pihak berwenang yang menangani kasus secara tidak berimbang & mendapatkan perlakuan tidak adil membuat saya trauma," bebernya.
"Hal itu tanpa sadar membentuk saya menjadi pribadi yang tertutup & takut untuk melangkah, takut mengambil keputusan bahkan saya merasa tidak akan pernah sanggup untuk mengembangkan potensi diri," pungkasnya, dikutip dari detikcom.
(dis/dis)