Kata Dokter Boyke soal Pendidikan Seks Usai Kasus HIV/AIDS di Bandung Disorot

INSERTLIVE | Insertlive
Selasa, 30 Aug 2022 19:31 WIB
Dokter Boyke Kata Dokter Boyke soal Pendidikan Seks Usai Kasus HIV/AIDS di Bandung Disorot/Foto: Agasa Harcis
Jakarta, Insertlive -

Bandung, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan setelah beredarnya berita kasus penularan HIV/AIDS yang meningkat.

Di Kecamatan Andir, terdapat 4.235 kasus HIV/AIDS sementara Kecamatan Regol memiliki kasus 2.289.

Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, jumlah kasus HIV/AIDS di Bandung mencapai 12.358. Data ini merupakan akumulasi dari tahun 1991 hingga 2021.

ADVERTISEMENT

Dalam pengertiannya, HIV/AIDS atau human immunodeficiency virus adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Gejala yang biasa muncul seperti demam, ruam di kulit, sariawan, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga herpes zoster.

Menurut penjelasan dokter Boyke dari sisi medis, Indonesia tercatat memiliki ribuan kasus HIV/AIDS.

"Penyebab orang Indonesia nggak periksa HIV/AIDS, pertama karena gejala awal cuma flu biasa, 10 tahun baru muncul penurunan berat badan hingga sarkomakaposi (kanker kulit)," kata dokter Boyke ditemui di Tebet, Selasa (30/8).

"Nggak ada perbedaannya efek virus HIV/AIDS ke orang di usia muda atau tua. Sama dengan OTG COVID-19, kalau OTG biasanya sembuh tetapi HIV/AIDS akan mati sengsara karena belum ada obatnya. Karena obat hanya memperpanjang umur," sambungnya.


Dokter BoykeDokter Boyke/ Foto: Daaris Nurrachmah

Lebih lanjut, dokter Boyke menyoroti kasus HIV/AIDS di Bandung. Ia menduga bahwa 414 mahasiswa yang terinfeksi virus HIV/AIDS akibat seks bebas dan suntikan narkoba.

"Sedih dengarnya, apalagi mahasiswa itu generasi muda. Buat mahasiswa yang mungkin udah nggak bisa di kasih tahu, pencegahan HIV/AIDS bisa dengan pakai kondom dan nggak pakai suntikan narkoba bareng-bareng. Kalau mahasiswa sampai tes HIV/AIDS, berarti udah ada gejalanya," bebernya.

Dokter Boyke kemudian menyarankan untuk melakukan edukasi seks yang baik untuk menghindari perilaku hubungan intim secara bebas.

"Edukasi seks yang baik itu dimulai ketika anak perempuan sudah haid dan anak laki-laki udah mimpi basah. Sangat disayangkan juga edukasi seks masih tabu sampe sekarang. Padahal pendidikan seks bukan ngajarin gimana berhubungan seks, tapi gimana cara melindungi diri kita dari pemerkosaan, pedofilia, dan pelecehan seksual," imbuhnya.

"Jadi ketika anak-anak udah waktunya keluar rumah dan interaksi dengan dunia luar, sebaiknya dibekali pendidikan seks. Pendidikan seks Indonesia itu harus termasuk kesehatan reproduksi, psikososial, psikologi, biologi, nilai budaya, dan agama," pungkasnya.

(dis/fik)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER