Telusur Ruang Praktik Gus Samsudin, Ahli Pengobatan Alternatif yang Dituduh Penipu
Nama Gus Samsudin kini tengah melambung tinggi lantaran disebut tukang tipu oleh pria di balik nama Pesulap Merah. Bahkan, polemik ini bergulir ke ranah hukum.
Pesulap Merah berasumsi bahwa praktik Gus Samsudin tak lebih dari sekedar trik belaka. Kemudian hal inilah yang membuat tim Insert Investigasi berkunjung ke ruang praktik Gus Samsudin di Padepokan.
Datang langsung ke Blitar untuk menelusuri setiap seluk dan sudut padepokan Gus Samsudin. Padepokan yang berada di Desa Rejowinangun, Blitar, Jawa Timur itu berlokasi di pinggir jalan yang tak terlalu bising oleh lalu lalang kendaraan.
Suasana di Padepokan Gus Samsudin sangat asri dan tidak ada kegiatan yang ganjil di lokasi tersebut. Namun, ada banyak lokasi yang belum terlihat.
Sebelum kisruh dengan Pesulap Merah, bangunan berkelir emas dengan banyak ayat suci merupakan tempat para santri mengaji dan pasien menjalani pengobatan.
Namun, tempat ini sempat menjadi lokasi kisruh saat Pesulap Merah mencoba masuk dan para warga melakukan protes terhadap Gus Samsudin.
Saat siang, tak ada aktivitas yang menjurus pada praktik pengobatan atau kegiatan pengajian. barulah ketika matahari tenggelam, Insertizen akan melihat Gus Samsudin memberi pengajian di bangunan yang terlihat seperti mushala.
Beranjak dari musala, tim Insert Investigasi menengok bangunan tiga lantai yang belum rampung dikerjakan. di tempat inilah, para santri disebut Gus Samsudin tinggal tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Meski disebut sebagai penipu oleh Pesulap Merah, Gus Samsudin mengalirkan cerita bersahaja sebagai kepala keluarga dan juga empu padepokan di Blitar sana.
Eha, Istri Gus Samsudin, menyebut sang suami adalah sosok humoris, juga sangat sederhana dalam keseharian.
Abah humoris? Sangat, sangat lucu sangat humoris sekali samas saya sama anak-anak yang lain sama aja. Kayak jarang kalau suami saya marah, kebanyakan gitu orangnya," ujar Eha.
Bahkan karena tudingan jahat Pesulap Merah terhadap padepokan miliknya, Gus Samsudin sempat kepikiran untuk menutupnya.
Namun, Gus Samsudin dan istri siap untuk melawan Pesulap Merah dan membersihkan namanya serta nama Padepokannya di Blitar.
"Iya, saya sempat ngomong sama istri saya. Dulu saya tidak punya apa-apa, ketika saya lahir saya tidak membawa apa-apa. Kalau pada akhirnya kita nanti nggak punya apa-apa, apa panjenengan siap, beliau bilang siap, dari situ harus melawan itu," tegasnya.
Ke mana muara kasus ini, masih menjadi misteri. Namun, saat meraba hari nanti jika kelak harus menutup padepokan, siapkah Gus Samsudin meninggalkan tempat yang dibangun dari titik terbawah, lalu tumbuh dan besar berbekal informasi mulut ke mulut tersebut?
"Semuanya saya pasrahkan pada Allah. Dulu ketika saya sebelum mendirkan padepokan ini, pondok ini sudah dikatakan kiai saya ada masa dimana nanti saya akan benar di-bully dan dicaci, disitulah akan terlihat bagaimana kemampuan batin saya," pungkasnya.
(nap/nap)