Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Viral Kata Slebew gegara Citayam Fashion Week, Ini Kata Seto Mulyadi

INSERTLIVE | Insertlive
Selasa, 26 Jul 2022 11:20 WIB
Foto: Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto (Karin NS/detikcom)
Jakarta, Insertlive -

Ranah dunia media sosial tengah ramai dengan kata slebew yang kini ramai dicari makna dan artinya oleh publik.

Mulanya, pelafalan kata slebew berawal dari Jeje Citayam yang menyebutkan kata-kata tersebut saat menjadi bintang tamu dalam tayangan salah satu konten kreator TikTok.

Kala itu, Jeje Citayam tengah bermesraan dengan kekasihnya, Roy. Jeje pun menyebut bahwa hubungan asmaranya bisa disebut slebew.


"Slebew," teriak Jeje sambil memeluk kekasihnya.

Sejak tayangan tersebut menjadi viral, kata slebew langsung menanjak pesat dalam laman pencarian Google.

Nyatanya, kata slebew tidak ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maupun kamus Bahasa Inggris.

Namun, laman Google memuat sebuah artikel bahwa kata slebew adalah ungkapan yang mewakili kata-kata dewasa yang mengandung pornografi vulgar agar tidak mencolok.

Ada pula yang mengartikan bahwa kata slebew bila diartikan melalui Google Translate menjadi tidur nyenyak.

Menanggapi keviralan kata-kata slebew tersebut, tim InsertLive telah meminta tanggapan dari Seto Mulyadi sebagai seorang pakar psikolog anak.

Menurutnya, kata slebew yang menjadi viral tidak cocok untuk digunakan dalam batas usia anak-anak.

"Bahasa anak muda atau bahasa remaja seperti itu kan tidak cocok untuk anak-anak. Contohnya begini di Surabaya, ada kata-kata jancok lalu di Citayam itu ada kata (slebew) seperti itu. Tapi kan untuk konteks remaja itu sebagai bahasa pergaulan," kata Seto Mulyadi saat dihubungi InsertLive, Selasa (24/7).

"Jadi kalau dipakai anak-anak dan didengar ayah ibunya kok anak kecil udah bicara begitu, sikap orang tua harusnya mengingatkan bahwa bahasa itu tidak diperbolehkan dan diberi pengertiannya," sambungnya.

Lebih lanjut, Seto Mulyadi juga menyebutkan bahwa kata-kata viral seperti slebew akan terus ada dan bertambah seiring kreatifitas berjalan.

"Begini, ponsel itu kan alat anak-anak untuk menggunakan teknologi. Tapi, ingat bahwa teknologi cerdas itu harus tetap ada orang tua yang membimbingnya. Apalagi tayangan di ponsel itu kan 24 jam, dikhawatirkan akan ada unsur pornografi serta radikalisme. Maka, orang tua bisa bertindak sebagai sahabat anak," imbuhnya.

"Bahasa viral itu akan terus ada dan terjadi seiring kreatifitas agar menjadi sesuatu yang menarik untuk kalangan remaja," pungkasnya.

Seto Mulyadi alias Kak Seto/ Foto: Kintan Nabila/detikHealth

Sementara itu, kata slebew rupanya telah masuk dalam ulasan situs FP Darkside of Dimension dalam kategori hal-hal berbau pornografi agar tidak terdengar menjijikkan.

Walau nyeleneh dan terkesan menjijikan, kata slebew yang dimaknai sebagai kata pengganti agar tidak terlihat vulgar itu tidak boleh digunakan sembarangan.

(dis/dis)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK