Bayar Jaminan & Bebas, Ini Bukan Kali Pertama A$AP Rocky Terlibat Kasus Penyerangan
Penyanyi rap A$AP Rocky ditangkap polisi karena terlibat kasus penembakan.
Namun, kasus penembakan yang menyeret nama A$AP Rocky itu diduga terjadi pada 2021.
Pria bernama asli Rakim Mayers itu tiba di Bandara Internasional Los Angeles dari Barbados dengan menggunakan pesawat pribadi.
A$AP Rocky langsung diperiksa Departemen Kepolisian Los Angeles terkait dugaan kasus penembakan di dekat Vista Del Mar dan Selma Ave pada November 2021.
Penangkapan terhadap A$AP Rocky ini berdasarkan laporan yang dibuat oleh orang yang mengaku sebagai korban.
Korban tersebut mengisahkan soal kronologi penembakan dirinya yang dilakukan A$AP Rocky bersama sejumlah orang.
A$AP Rocky diceritakan berjalan dengan dua orang rekan dan datang menghampiri korban yang sedang berada di pinggir jalan.
Kekasih Rihanna itu kemudian melepaskan tembakan sebanyak tiga sampai empat kali ke arah korban.
Salah satu peluru yang ditembakkan A$AP Rocky dan rekannya kemudian menyerempet bagian lengan kiri korban.
Kabar penangkapan A$AP Rocky juga sudah dikonfirmasi oleh sang pengacara Alan Jackson.
Meski begitu, A$AP Rocky ternyata sudah dibebaskan dari penjara setelah membayar uang jaminan sebesar US$550 ribu atau Rp7,8 miliar.
Dilansir dari ET, pihak Kepolisian Los Angeles (LAPD) telah mengonfirmasi kabar A$AP Rocky dibebaskan.
"Ya, telah dibebaskan," kata petugas Informasi Publik LAPD, Lee.
Penangkapan A$AP Rocky ini hampir bertepatan 3 tahun setelah sang rapper ditahan atas dugaan kasus penyerangan terhadap seorang pria di Stockholm, Swedia.
Namun, A$AP Rocky kemudian dibebaskan sebelum dinyatakan bersalah terkait kasus penyerangan tersebut.
Kasus A$AP Rocky yang bebas usai diduga melakukan penyerangan terhadap seorang di Stockholm ini juga menuai kontroversi.
Banyak kabar berembus yang menyatakan ada keterlibatan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga A$AP Rocky bisa bebas.
Meski begitu A$AP Rocky sempat membahas dan membantah rumor keterlibatan Donald Trump dalam kasus tersebut.
"Pada kenyataannya, saya tidak punya masalah untuk mengucapkan terima kasih kepada pria itu (Trump), terutama jika dia membantu saya," kata Rocky dalam film dokumenter Stockholm Syndrome.
"Itulah narasi yang mereka dorong: bahwa dia mengeluarkan saya. Dan dia tidak membebaskanku. Jika ada, dia membuatnya sedikit lebih buruk," tutupnya.
(ikh/ikh)