Menelusuri Keturunan Kartini, Sang Cicit Disebut Hidup Sederhana

agn | Insertlive
Kamis, 21 Apr 2022 12:50 WIB
Gambar dan caption untuk Hari Kartini 2022 Menelusuri Keturunan Kartini, Sang Cicit Disebut Hidup Sederhana (Foto: Dok. iStock, Canva, Detikcom)
Jakarta, Insertlive -

Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini.

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia sekaligus sosok yang inspirasional yang dikagumi perempuan.

Ia menyuarakan hak perempuan yang seharusnya memiliki kebebasan dan berada pada posisi yang setara dengan laki-laki.

ADVERTISEMENT

Kartini lahir dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara.

Sementara ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Kartini dijodohkan dan menjadi istri keempat dari bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat dan menikah pada 12 November 1903.

Dari pernikahan itu, Kartini memiliki satu orang anak yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Empat hari usai melahirkan Soesalit, Kartini meninggal dunia karena preeklampsia atau komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.


Soesalit meninggal dunia pada 1962 dan dimakamkan di kompleks makam RA Kartini.

Semasa hidupnya Soesalit memiliki seorang putra yang diberi nama R.M. Boedhy Setia Soesalit sekaligus sebagai cucu kandung satu-satunya dari Kartini.

Mengutip Wikipedia, Boedhy Setia menikah dengan seorang wanita asal Jawa bernama Sri Bijantini.

Baca Halaman Selanjutnya...

Boedhy dan Sri dikaruniai lima orang anak. Diketahui pasangan tersebut dan anak-anaknya sangat tertutup mengenai identitas mereka sebagai keturunan langsung Kartini.

Hal ini karena pesan sang ayah yang menekankan agar mereka bisa hidup sederhana tanpa mengklaim status atau haknya sebagai keturunan dari Pahlawan Nasional.

Hal itu membuat keluarga Boedhy seperti ditelan bumi. Tidak ada yang mengetahui keberadaan ataupun kabar dari keturunan asli sang pahlawan itu.

Mengutip Diskominfo Jateng, kelima cicit Kartini ini bernama Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Ada kabar yang menyebutkan para cicit hidup dalam keprihatinan usai Boedhy meninggal dunia. Hanya cicit tertua yang hidup dengan kondisi ekonomi yang cukup.

Ada cicit Kartini yang kini menjadi tukang ojek hingga Rukmini yang hidup sendiri usai suaminya bunuh diri akibat terlilit ekonomi.

Sementara itu hingga kini belum ada kabar terbaru tentang nasib keturunan asli pahlawan nasional Kartini. Bahkan dikatakan Sekolah Kartini yang ada di Kota Rembang, Jawa Tengah mulai dilupakan.

[Gambas:Video Insertlive]

(agn/fik)
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER