Perjuangan Ibunda di Balik Kesuksesan Chairul Tanjung
Chairul Tanjung tengah berduka setelah ibunda yang dicintainya, Halimah, meninggal dunia pada Rabu (5/1) kemarin.
Halimah mengembuskan napas terakhir pada pukul 08.52 WIB dan telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Sosok Halimah dikenal banyak orang sebagai pribadi yang penuh cinta.
Ia berperan penting di balik kesuksesan seorang Chairul Tanjung.
Chairul Tanjung pernah bercerita dalam buku autobiografinya bahwa sang ibu harus menggadaikan kain halus miliknya demi uang kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
"Suatu sore, ibu saya, Ibu Halimah yang di kalangan tetangga dekat biasa dipanggil Mpok Limah, asli dari Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, berkata terus terang bahwa untuk ongkos kuliah saya saja, Ibu harus pontang-panting untuk mendapatkan uang," kata CT dalam buku autobiografinya, Si Anak Singkong.
"Dengan genangan air mata, Ibu menatap mata saya dengan tajam sambil menepuk pundak dan berbicara, 'Chairul, uang kuliah pertamamu yang Ibu berikan beberapa hari yang lalu Ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus Ibu. Belajarlah dengan serius, Nak'," lanjutnya.
Tak mau main-main, Chairul Tanjung pun berhasil menyelesaikan kuliahnya di kedokteran gigi pada tahun 1987 dan dianugerahi gelar doktor honoris causa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) pada tahun 2013 setelah ia menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional.
Gelar itu dipersembahkan olehnya untuk sang ibunda tercinta. Selain itu, pemilik CT Corp itu membuatkan sang ibunda masjid mewah di Bandung dengan nuansa Masjid Nabawi.
Masjid mewah yang diberi nama Masjid Agung Trans Studio Bandung itu ditaksir seharga Rp60 miliar dengan 5 kubah perak dan emas yang ternyata dilapisi oleh emas murni serta ornamen-ornamen yang mewah.
(dis/and)