Jakarta, Insertlive -
Nama Fikri Budiman tak begitu dikenal publik awalnya. Namun, bila dikaitkan dengan nama Freddy Budiman, publik akan menyadari bahwa pria berusia 22 tahun itu adalah anak dari gembong narkoba terbesar di Indonesia.
"Fikri Budiman itu dikenal sebagai anak Freddy Budiman yang sekarang jualan kue. Aku kecil itu mengalami kesulitan sampai akhirnya survive. Dulu sampai akhirnya bokap jadi tersangka dan dieksekusi mati," cerita Fikri saat ditemui di Bandung.
"Aku hubungan sama bokap baik. Baik banget. Apa-apa dia didik bagaimana jadi lelaki yang punya mental kuat. Yes, papa seorang family guy. Banyak yang aku ingat dan yang paling aku ingat cara papa mendidik aku sebagai anak dan punya mental kuat," sambungnya.
Dalam ingatan Fikri Budiman, ayahnya adalah seorang penyuka makanan yang tegas dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi lelaki yang kuat dan bermental baja.
"Legacy dari bapak, mental kuat, perjalanan hidup yang struggle dan nama Budiman yang buat hidup aku banyak berubah. Sampai aku akhirnya bikin tokok kue ini kan basicnya aku suka banget makan. Papa hobi kuliner, setiap kota baru yang kita datengin pasti dicobain. Papa di lapas pun minta dibawain makanan yang enak," bebernya, dikutip dari detikhot.
Baca di halaman selanjutnya.
Fikri Budiman yang kini memiliki bisnis kue sejak tahun 2012 di Bandung mengaku bahwa hidupnya sempat hancur saat ia mengetahui ayahnya akan dieksekusi mati.
"Emang hidup nggak ada yang tahu sama kayak papa pas diekskeusi. Dulu tahun 2012-2013 aku usia 14 tahun kan aku kelahiran tahun 1999. Tahun 2016 aku 17 tahun. Pas tahu papa di eksekusi hancur pastinya. Ketika kita tahu orang yang kita sayang kapan pergi. Itu pahit banget. Kita tahu sampai jamnya itu," ujarnya.
"Gue ngerasa hancur sampai depresi cuman gue mikir inget sama pesan papa kalau laki harus punya mental yang kuat. Gue selalu ingat pesan papa jangan pernah tergila-gila sama harta jangan pernah tergila-gila sama uang dan harus bisa berpikir positif walaupun dalam keadaan yang urgent," lanjutnya.
Diakuinya, memiliki nama belakang Budiman membuatnya sering didatangi orang-orang yang setia pada ayahnya atau disebut 'loyalis'.
"Aku pribadi bebannya papa ini seseorang yang memiliki loyalis itu yang membebani. Aku bisa membagi beberapa pihak, ada pihak yang ingin aku kayak papa, ada yang menjaga aku dan ada juga yang cuman say hi. Aku nggak risih walaupun dulu sempet ngerasa kok nggak punya privasi," imbuhnya.
"Ini kayak anugrah sebenernya bukan gitu. Tapi mikir kalau aku nggak melewati itu aku nggak akan punya mental yang kuat. Aku nggak kepikiran sih kalau mau nerusin walau ngeliat bisnis narkoba yang sebesar ini," bebernya.
"Walaupun aku dulu nakal bahkan aku ngerokok pertama kali ditemenin papa cuman papa selalu bilang kalau boleh nakal apapun asal jangan nyentuh narkoba apalagi melihat narkobanya. Kalau ngelihat privilege sebagai anak Freddy Budiman, mungkin kayak punya loyalis yang tak terlihat dan tiba-tiba datang," lanjutnya.
Baca di halaman selanjutnya.
Menjadi anak dari Freddy Budiman, membuat sosok Fikri disorot. Selama masa sekolah, Fikri pernah merasakan saat ia bisa mentraktir teman-teman hingga guru-guru sekolahnya.
"Dulu sempat ngerasain banget kayak dulu aku pernah ngebayarin temen seangkatan sekolah hotel di Bali terus berangkatin umroh guru-guru terus abis itu pernah ngirim sembako berton-ton," ujarnya.
Menutup pembicaraan, Fikri membeberkan alasan dirinya berani muncul ke publik.
"Sebenarnya ada tujuan, aku ingin memperbaikin nama papa walau apapun yang dilakukan papa adalah salah. Yang papa lakukan 100% salah. Munculnya aku ingin kasihtau ke publik kalau papa nggak seburuk itu ada yang bisa diambil sisi positif dari papa," imbuhnya.
"Masih banyak orang yang depresi dan jumlahnya banyak. Pengguna narkoba itu disebabkan karena depresi, stress. Aku bilang, kehidupan itu indah ketika kita tahu cara menikmatinya," pungkasnya.
(dis/and)