Kisah Soe Hok Gie Meninggal Dunia di Gunung Semeru 52 Tahun Lalu

DIS | Insertlive
Senin, 06 Dec 2021 15:01 WIB
gunung semeru meletus Gunung Semeru Erupsi (Foto: Tangkapan Layar (Video amatir warga)
Jakarta, Insertlive -

Gunung Semeru yang berada di Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi sejak Sabtu (4/12) pukul 14.47 WIB.

Hal tersebut membuat daerah sekitar gunung Semeru dikelilingi awan panas guguran dan abu vulkanik sejak pukul 15.00 WIB.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono kepada CNN, penyebab gunung tertinggi Pulau Jawa itu meletus lantaran faktor eksternal curah hujan tinggi yang memicu bibir lava runtuh.

ADVERTISEMENT

Aktivitas suplai magma dan material sepanjang November hingga awal Desember tak mengalami perubahan signifikan.

"Kelihatannya memang ada kaitan dengan curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan runtuhnya bibir lava itu sehingga memicu adanya erupsi, atau ada guguran awan panas," kata Eko saat konferensi pers di hadapan awak media.

Hingga pagi ini disebutkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa gunung Semeru masih erupsi pada pukul 07.53 WIB.

Tercatat terjadi satu kali letusan hingga gempa tektonik jauh sebanyak satu kali. Lahar dingin hingga getaran banjir juga masih terekam hingga status gunung Semeru berada di level II.

Kejadian ini membuat 14 orang dinyatakan meninggal dunia, 56 terluka dan 1.300 warga terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.


Peristiwa gunung Semeru erupsi mengingatkan publik dengan kisah kematian Soe Hok Gie yang melekat di ingatan.

Baca di halaman selanjutnya.

Mahasiswi sekaligus aktivitis pencinta alam asal Indonesia di era pemerintah Soekarno itu diketahui meninggal dunia di kawasan puncak gunung Semeru.

Dalam berbagai cerita yang tertulis tentang Soe Hok Gie, ia meninggal di kawasan puncak gunung tertinggi Pulau Jawa itu setelah menghirup gas beracun beberapa jam sebelum ulang tahunnya yang ke-27 tahun.

Diceritakan, Soe Hok Gie bersama temannya Aristides Katoppo, Herman Onesimus Lantang, Abdurrachman, Anton Wijana, Rudy Badil, dan dua anak didik Herman Idhan Dhanvantari Lubis serta Freddy Lodewijk Lasut berangkat dari Gambir ke Surabaya pada 12 Desember 1969.

Pendakian tersebut menjadi istimewa karena Soe Hok Gie ingin merayakan ulang tahunnya di puncak gunung pada 17 Desember. Namun, takdir berkata lain. Soe Hok Gie mengembuskan napas terakhirnya pada 16 Desember 1969. Ia meninggal dunia di kawasan Puncak Gunung Semeru. 

Hingga kini, monumen tempat Soe Hok Gie mengembuskan napas terakhirnya masih berada di puncak gunung Semeru.

Sementara abu jenazahnya ditaburkan di Lembah Mandalawangi, gunung Pangrango.

Makam Soe Hok Gie pun disemayamkan kini di Taman Prasasti, Jakarta.

(dis/fik)
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER