Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Beri Mentoring Poligami, Coach Hafidin: Saya Berhak Terima Upah Puluhan Juta

kpr | Insertlive
Sabtu, 20 Nov 2021 17:00 WIB
Beri Mentoring Poligami, Coach Hafidin: Saya Berhak Terima Upah Puluhan Juta / Foto: Insertlive
Jakarta, Insertlive -

Coach Hafidin menjadi perbincangan public usai beredar mengenai pelatihan poligami berbayar yang diselenggarakannya. Dalam kampanye poligami, Hafidin mengaku bahwa diadakannya kelas mentoring poligami ini untuk memberikan ilmu dasar membangun rumah tangga yang jauh dari masalah meski berpoligami.

Hafidin diketahui memiliki empat orang istri dan dua puluh anak. Sebelumnya Hafidin pernah menikah sebanyak enam kali, namun ia bercerai dengan dua istrinya dengan alasan sudah menopause.

Tentu saja hal tersebut menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mengutip dari liputan narasi newsroom, Hafidin mengaku bahwa dirinya tidak perlu meminta izin kepada istrinya untuk menikah lagi.


"Memangnya istri saya kepala dinas harus minta izin dulu? Kan enggak kan? , istri manut saja." ucapnya.

Dengan kepercayaan dirinya, Hafidin membagikan kisah poligaminya yang tidak didasarkan pada materi.

"Lihat ini keadaan saya dengan istri istri saya, jauh dari kata kaya, jadi jangan fikir lagi poligami hanya untuk orang kaya saja." kata Hafidin.

Dalam wawancara terkait pelatihan poligami , untuk sekali pelatihan Hafidin mampu mendapatkan uang sejumlah sepuluh juta. Ia juga mengaku ia berhak untuk mendapatkan upah dari sesi mentoringnya.

"Ya, kalau dalam satu bulannya ada sepuluh kali pelatihan berarti sudah, sepuluh kali sepuluh, seratus juta, itu pun belum dari yang ngasih hadiah kalau mereka pua." Ucapnya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada semua istrinya, agar meneruskan perjalanannya, dengan memberikan petuah terhadap anak-anaknya untuk optimis terhadap masalah poligami.

"Justru saya ingin anak saya, bisa jadi istri kedua ketiga atau keempat." kata ayah dua puluh anak ini.

Istri Hafidin mengaku bahwa pernikahan mereka didasarkan atas perjodohan keluarga. Bahkan rata-rata istri yang dinikahi Hafidin juga menolak untuk dijadikan istri kedua ketiga dan keempat.

Siti Aminah Tardi selaku Komisioner Komnas Perempuan, mengatakan bahwa persoalan mentoring poligami, sebaiknya perlu dikaji ulang kembali, apakah dasar dari diadakan pelatihan ini untuk mengedukasi atau hanya persoalan mencari keuntungan semata.

"Yang dijual adalah imaji bahwa perkawinan poligami adalah perkawinan yang, bisa memberikan keuntungan bagi laki-laki, buktinya kekerasan dan perceraian itu dikarenakan poligami." Ucap Siti Aminah.

Diyah Puspitarini selaku Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah,juga menyampaikan bahwa, poligami bukan untuk dijadikan bahan kampanye lantaran dapat membahayakan kondisi sosial di Indonesia

"Jika poligami menjadi trend dikalangan masyarakat, dapat berdampak berkepanjangan pada kondisi, sosial, demografi, dan ekonomi secara tidak langsung." kata Diyah.

(kpr/kpr)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK