4 Ulama Kondang yang Memilih Murtad

kmb | Insertlive
Jumat, 09 Sep 2022 21:25 WIB
Islamic concept: The holy Quran and Tasbih (rosary beads) on dark background Foto: Getty Images/iStockphoto/Avid Photographer. Travel the wo
Jakarta, Insertlive -

Berpindah keyakinan seolah menjadi hal yang tabu di publik. Padahal, bukanlah suatu kesalahan apabila ketetapan seseorang berubah termasuk dalam hal keyakinan.

Tak hanya deretan para artis, ada pula beberapa ulama yang memilih berpindah agama.

Melansir dari situs Journeytoorthodoxy, berikut empat orang ulama yang memutuskan berpindah keyakinan menjadi nasrani.

ADVERTISEMENT

1. Abdullah Al-Qasimi

Abdullah Al-Qasimi meninggal murtad dan bahkan tak memiliki agama kala mengembuskan napas terakhir. A-Qasimi dikenal merupakan mahasiswa teladan dan cerdas.

IKUTI QUIZ

Ia disebut orang pertama di era modern yang menulis kritikan ilmiah terhadap Universitas Al Azhar, Mesir. Kecerdasannya ini terus terlihat dengan banyaknya buku yang ia baca dan tulis.

Al-Qasimi menulis sebuah buku berjudul "As-Shira' Baini al-Islam wa al-Watsaniyyah". Buku yang berarti "Peperangan antara Islam dan Pemuja Berhala" ini dipuji oleh guru-gurunya dan umat Islam di era tersebut.

Melansir Geotimes, Al-Qasimi mulai berubah menjadi sombong karena kepandaiannya. Ulama besar tersebut sering memasukkan puisi dan syair berisi pujian untuk dirinya sendiri di sampung buku yang sudah ia tulis. Rasa sombong ini sedikit demi sedikit mulai mengubah pemikiran Al-Qasimi.

Parahnya, kesombongan karena kepandaian bukanlah satu-satunya penyebab permulaan perubahan diri sang ulama. Ulama kelahiran 1907 ini diketahui jatuh cinta dan menikah dengan seorang gadis ateis di Beirut.


Pada akhirnya ulama ini memang murtad dan memeluk atheisme hingga tutup usia di 1 September 1996.

2. Imad Uddin Lahiz

Mantan ulama paling tersohor kelahiran India, Imad Uddin Lahiz ini dibesarkan di lingkungan keluarga muslim yang taat.

Imad dikenal sebagai penerjemah Al-Quran ke bahasa Urdu serta menulis beberapa tafsir. Ketertarikannya berpindah agama setelah adanya perdebatan besar di Kota Agra pada 1854.

Imad pun mempelajari kehidupan seorang sufi Maulvi Safdar Ali. Sejak itu, Imad serta keluarganya memilih berpindah keyakinan.

Menurut jejak daring yang ditelusuri oleh tim InsertLive, sosok Imad Uddin pernah menulis buku biografi kehidupannya pada tahun 1866 serta menulis buku Tahqiq Ul Iman, sebagaimana dijabarkan dalam buku 'Christians and Missionaries in India' yang dieditori oleh Robert Eric Frykenberg.

3. Khalif Majid Hassan

Khalif Majid Hassan dikenal sebagai salah satu mantan petinggi Perserikatan Islam di Inggris pada tahun 1974.

Ia membaca Al-Quran dan buku-buku Islam. Keyakinannya sedikit berkurang saat ia membandingkan isi buku yang tak seluruhnya sama seperti yang diajarkan oleh Nabi.

Pada tahun 1985, Khalif membahas soal agama Islam di keluarganya yang taat pada ajaran Kristen. Namun, pihak keluarganya enggan meneruskan perdebatan dan mengatakan bahwa suatu saat Khalif akan pindah ke agama yang sama dengan mereka.

Saat itu ia berdoa dan meminta petunjuk agar keluarganya bisa masuk Islam namun keluarganya serta ratusan jemaat lain mendoakannya kembali ke ajaran Kristus.

Pada 1986, ia mengubah keyakinannya dan menjadi pemimpin gereja paling berpengaruh di Inggris.

Berdasarkan jejak daring yang ditelusuri oleh tim InsertLive, dalam situs Answering Islam dimuat sebuah artikel yang menjelaskan cerita Khalif Majid Hassan dalam headline bertajuk 'I was a Minister in the Nation of Islam'.

4. Hajji Husman Mohamed

Hajji Husman Mohamed meninggalkan keyakinannya sebagai muslim pada tahun 2003 lantaran mendapat lingkungan yang tidak baik di Ethiopia sejak kecil.

Hal itu diperparah dengan keadaan pemerintah yang semakin tidak peduli dengan kerusakan di tempat ibadah termasuk gereja hingga ia memilih untuk berpindah keyakinan.

Mirisnya, dalam artikel di situs Journeytoorthodoxy, terdapat cerita yang menjelaskan bahwa ia dan keluarganya disiksa karena ketahuan pindah agama.

Saksi mata menyebutkan bahwa istrinya yang tengah hamil tak luput dari tindakan penganiayaan.

Berdasarkan penelusuran timInsertLive melalui daring, informasi soal Hajji Husman Mohamed hanyalah sedikit dan tak dijelaskan pula bagaimana kisah kehidupannya selain dari sumber yang dicuplik tersebut.

[Gambas:Video Insertlive]

Dr Mark Gabriel Mustafa

Dr Mustafa memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Mark Gabriel. Dr Mustafa merupakan mantan ulama dan guru besar di Universitas Al Azhar, Ibu Kota Kairo, Mesir. Ia dikabarkan telah mengubah keyakinannya pada 1994 setelah melalui serangkaian peristiwa hidup yang membuatnya enggan menjadi seorang Muslim.

Pria kelahiran Kairo, 30 Desember 1957 itu sebenarnya lahir dan tumbuh di lingkungan dan budaya Islam yang ramah. Namun, pergaulannya usai mengunjungi beberapa negara Barat dan Timur membuatnya jauh dari ajaran Islam. Ia menemukan fakta beberapa pemimpin Muslim justru mengajarkan kekerasan kepada para pengikutnya.


Saat Dr Mustafa kembali ke Al-Azhar, pihak kampus mendengar kesalahpahamannya mengenai Islam. Dr Mustafa pun akhirnya dikeluarkan, lalu ditangkap dan dibiarkan kelaparan selama tiga hari.

Setelah itu Dr Mustafa pun dilepaskan tanpa pegadilan apa pun. pria yang telah mengganti nama menjadi Mark Gabriel itu semakin kehilangan keyakinannya pada Islam lantaran tidak menemukan kedamaian di dalam ajaran tersebut.

Kisah Dr Mustafa ini sempat viral pada tahun 2014 lalu. Namun, pihak kampus Al-Azhar akhirnya menampik kabar tersebut.

Berdasarkan jejak daring yang ditelusuri InsertLive dari berbagai sumber, pihak kampus bahkan tidak pernah mendengar nama tersebut.

Seorang pejabat di Al-Azhar yang telah bekerja selama 30 tahun di bagian penempatan dan pensiunan dosen menduga bahwa berita ini dikarang untuk kepentingan sensasi dan urusan bisnis semata.

(kmb)
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER