IN-DEPTH INSERTLIVE

Mbah Fanani, Petapa dari Dataran Tinggi Dieng Sejak 22 Tahun Lalu

kpr | Insertlive
Minggu, 01 Aug 2021 19:30 WIB
Mbah Fanani di Indramayu (dok Azun) Mbah Fanani, Petapa dari Dataran Tinggi Dieng Sejak 22 Tahun Lalu / Foto: Mbah Fanani di Indramayu (dok Azun)
Jakarta, Insertlive -

Di Dataran Tinggi Dieng, hiduplah seorang pria tua bernama Mbah Fanani. Ia banyak dikenal warga sebagai seorang petapa. Saat bertapa di Dieng, Mbah Fanani tinggal di sebuah tenda kecil di depan rumah warga.

Ia menghabiskan waktu belasan tahun di dalam tenda tanpa beraktivitas apapun. Dengan bermodalkan sebuah kain sarung, ia mampu bertahan dari dinginnya udara Dieng.

Walaupun begitu, banyak orang yang datang berkunjung untuk menemui Mbah Fanani. Bahkan banyak dari mereka yang berasal dari berbagai daerah untuk bertemu Mbah Fanani sekedar melepas rasa penasaran atau dengan tujuan tertentu.

Mbah Fanani memiliki keunikan tersendiri. Ia tak pernah berbicara sepatah kata pun, hanya dengan gerakan tubuh lah ia mengisyaratkan sesuatu. Selain itu, Mbah Fanani juga memiliki rambut panjang hingga mencapai tujuh setengah meter.

Namun, di bagian ujung rambutnya digulung dan dibungkus dengan kain hingga menggumpal seperti gimbal.

"Ini rambut eyang ini kalau dibentangkan semuanya, dielpas, biasanya sekitar 7,5 meter, ini berhubung ini digulung, tidak boleh dibentangkan, (dibungkus kain)," ucap Halimah.

"Ini rambut eyang Mbah Fanani, ini berusia 147 tahun, dibentangkan 7,5 meter, dalam keadaan seperti gimbal ya, ini rambut ini ketika bunda merawat Syeh Fanani, dari rambut ini keluar cahaya dan bau luar biasa sekali," lanjutnya.

Halimah pun mengatakan bahwa tak semua orang dapat mengurus Mbah Fanani. Hal tersebut dikarenakan, tak sembarang orang lah yang diterima Mbah Fanani untuk mengurus dirinya.


"Bisa dekat Syeh Fanani ga mudah, mau jabatan tangan aja susah, kalau hati tidak bersih beliau tidak akan berkenan," jelas Halimah.


Mbah Fanani pun diterima kehadirannya oleh warga di sekitaran Dieng. Mbah Fanani pun enggan meninggalkan Dieng sebagai tempat peristirahatannya. Bahkan pihak keluarga pun sudah berusaha untuk membawa pindah Mbah Fanani. Namun ia selalu menolak untuk dibawa pergi dari Dieng.

"kalau ini sudah diterima sama warga sini, sudah jadi warga sini lah itunya, keluarganya ga, tapi tiap berapa bulan datang kesini, katanya ga mau dipindah, katanya," ucap salah satu warga.

Mbah Fanani pun telah menetap di Dieng selama 22 tahun. Dieng dipilih oleh Mbah Fanani lantaran baginya itu merupakan tempat para leluhur bertapa.

"Setahu saya hampir 22 tahun lah, dia dulu posisinya tahunya saya di tanjakan itu loh, lalu pindah sebentar turun lagi ke dusun... lalu pindah disini.. di pertigaan itu satu kali disini satu kali," terang Halimah.

"Mbah Fanani ini adalah seorang pertapa yang tadinya di Dieng asal Jawa Barat dalam perjalanannya menetap di Dieng sampai dijemput keluarganya pun, barusan mengeluarkan suara memilih tempat ini karena memang dari leluhur di sini, bertapa di gunung Dieng, beberapa tahun ini berada di tenda sini," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

(kpr/kpr)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER