Kata Psikiater Anak Soal Kontroversi Sinetron Zahra

Vera Itabiliana selaku psikiater anak angkat bicara terkait kontroversi sinetron berjudul Zahra yang melibatkan anak di bawah umur yang berperan sebagai istri ketiga.

Vera mengatakan bahwa sinetron tersebut bisa saja memberikan contoh yang buruk kepada para penontonnya, terlebih saat ini Indonesia sedang meminimalisir pernikahan di usia muda.

"Terus terang sangat prihatin ya, di tengah-tengah kita sedang menyuarakan mencegah pernikahan muda, tapi tontonan yang dilihat oleh khalayak umum justru menyuguhkan hal-hal yang sepatutnya dihindari sebagai contoh ya. Terus terang prihatin dengan adanya tontonan semacam ini," kata Vera kepada InsertLive, Rabu (2/6).

Vera Itabiliana/ Foto: InsertLive

Selain itu, Vera juga menjelaskan perihal sisi psikologis para pemeran yang terlibat dan dari sisi orang yang menonton.

"Pandangan setiap orang tentunya beragam, baik dari sisi penonton maupun dari sisi pemerannya. Belum lagi penonton sendiri tergantung usianya, tahap terhadap apa yang mereka lihat," jelas Vera.

"Setiap orang pasti punya motif-motif sendiri nih mengapa dia mau melakukan hal tersebut. Itu hanya dipahami oleh pemerannya langsung. Patut dihindari untuk menyajikan sesuatu yang sangat ambigu, sehingga bisa dipahami secara berbeda oleh penonton," sambungnya.

Menurut Vera, pihak sinetron Zahra seharusnya dapat menentukan klasifikasi usia kepada penonton dan juga menentukan jam tayang yang sesuai.

"Tayangan tertentu kan harusnya ada rating usinya ya. Nah rating usia harus memperhatikan jam tayang. Kalau untuk 18+, sajikanlah di jam-jam yang penontonnya 18+, dan 18 ke bawah diharapkan sudah tidur," pungkas Vera.

Aktris yang tengah menjadi sorotan di sinetron tersebut adalah Lea Ciarachel. Dia berperan sebagai pemeran utama bernama Zahra yang diceritakan sebagai istri ketiga Pak Tirta yang masih berusia 15 tahun.