Nasib Pilu Pedagang Bakso Rayakan Lebaran Jauh dari Anak dan Istri
Lebaran kali ini para perantau harus kembali mengurungkan niatnya untuk dapat mudik ke kampung halaman. Larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus covid-19, memaksa masyarakat harus menahan kerinduan untuk bertemu keluarga tercinta di kampung halaman.
Seperti yang dirasakan seorang pedagang bakso asal Solo, Tekad yang tinggal di Pasuruan yang harus kembali ikhlas tak dapat berkumpul dengan keluarganya pada momen lebaran.
Belasan tahun sudah ia mengadu nasib di kota Pasuruan, menjajakan bakso dagangannya demi dapat menafkahi keluarga di kampung. Setiap tahun ia pun selalu mudik ke kampung halaman untuk bertemu keluarga. Namun kini ia harus menjalani hari raya Idul Fitri jauh dari anak dan istri.
"Tahun kemarin meski ada Corona saya masih mudik. Tahun ini nggak mudik," kata Tekad kepada detikcom, di sela aktivitasnya menyiapkan dagangan, Rabu(11/5/2021).
Tekad mengaku, larangan mudik tahun ini lebih ketat dibandingkan tahun sebelumnya. Penyekatan berlapis pun dilakukan petugas keamanan untuk menjaga lolosnya pra pemudik yang nekat.
"Penyekatan sekarang dobel-dobel. Lolos di satu lokasi belum tentu lolos di tempat lain," ujarnya.
Tekad selalu mengikuti perkembangan informasi terkait mudik. Selain dari pemberitaan media, ia juga terus menanyakan kepada teman-temannya.
"Katanya teman-teman susah tembus kalau ke Solo. Ya udah nggak mudik dulu, daripada sudah jauh-jauh tapi nanti diputar balik," ujarnya.
Tekad mengaku akan memanfaatkan video call untuk bersilaturahmi dengan orang-orang tercinta. Ia juga akan menghubungi koleganya di kampung dengan video call.
"Ya pakai WhatsApp," pungkasnya.
(kpr/kpr)