Kharisma Nurhakim, Musisi dengan Kekurangan Pendengaran
Kharisma Nurhakim, atau yang akrab disapa Aris merupakan seorang musisi yang memiliki keterbatasan. Namun dengan kekurangan yang dimilikinya, tak membuat Aris patah semangat dan menyerah untuk menggapai cita-citanya menjadi musisi.
Beruntungnya, Aris bertemu dengan Edy Tjahyady yang juga merupakan musisi asal Bandung, Jawa Barat. Merasa adanya chemistry, Edy pun mengajak Aris untuk bekerja sama.
"Jadi pertama kali kita bertemu itu saya ada studio di Bandung, lalu ternyata Aris dibawa nih sama teman, datang untuk jamming bareng di studio tersebut. Ternyata kita berdua ada chemistry, cocok ya udah akhirnya kita terus lanjut sampai sekarang," beber Edy Tjahyady saat ditemui di Trans TV, Jumat (7/5).
"Kalau saya memang senang banget ya main musik, apalagi dengan alat-alat yang mungkin untuk saya cukup asing seperti saxo, kayak pak Edy kan keren banget mainnya, jadi saya juga ngerasanya cocok ya udah jalanin aja gitu," imbuh Kharisma Nurhakim.
Aris sendiri mengaku bahwa ia mulai menyukai musik saat dirinya kehilangan penglihatan. Hal tersebut dikarenakan, dunia Aris yang berubah hanya mengandalkan audio. Aris pun mengaku bahwa ia kehilangan indra penglihatannya saat masih duduk di bangku SMP.
"Kalau saya sendiri jujur kalau benar-benar menyukai musik itu ketika sudah jadi nggak ngelihat sih, karena ketika pandangan saya hilang, otomatis dunia saya berubah jadi audio semua kan, jadi memperhatikan detail, detail suara itu dari nggak ngelihat itu," jelas Aris.
"Jadi waktu SMP itu sempat sakit, panas, terus saraf di retina itu kena, jadi kelas dua itu saya nggak lanjut sekolah lanjut, ada yang ngasi info kalau di Bandung ada sekolahan untuk tuna netra, pindah lah saya ke Bandung," sambungnya.
Edy pun mengaku sangat cocok dengan Aris lantaran penyandang disabilitas itu memiliki skil bermain gitar yang sangat baik.
"Yang membuat saya merasa cocok sama Aris karena passion di musiknya sama besar, terus skil yang dikeluarkan itu benar-benar luar biasa, karena seorang Aris ini selain bernyanyi ternyata main gitarnya bahkan bisa dibilang itu lebih dari orang-orang pada umumnya," ungkap Edy Tjahyady.
Edy dan Aris mengatakan bahwa mereka tak menemukan kesulitan saat bermain musik bersama meskipun memiliki keterbatasan. Justru Edy merasa keterbatasan yang dimiliki oleh Aris menjadi penyemangatnya untuk bermusik. Aris hanya meminta agar orang-orang seperti dirinya yang memiliki kekurangan tidak didiskriminasi. Lantaran ia merasa para penyandang disabilitas seperti dirinya juga bisa berkarya.
"Kebetulan saya nggak merasa ada kesulitan apapun ya, asik-asik aja," tutur Edy.
"Kalau secara teknis musikalnya tidak ada lah karena memang semua bisa dicari celahnya. Mungkin kesulitan yang bagi orang-orang yang kondisinya seperti saya itu kesempatan. Jarang sekali orang yang memberikan kesempatan, pak Edy sama orang-orang manajemen kita itu memberikan kesempatan-kesempatan itu untuk kita," Aris. Buat orang eksplore membeda-bedakan, mendiskriminasikan siapa pun bisa berkarya," pungkas Aris.
(kpr/kpr)