Kartika Berliana Tak Setuju Tes Swab Anal Dilakukan di Indonesia
Metode mendeteksi COVID-19 lewat tes swab anal mulai dilakukan di China.
Metode tes swab anal ini diklaim dapat mengeluarkan hasil yang lebih akurat.
Banyak pihak yang kemudian ikut menanggapi metode yang terbilang tak lazim ini.
Salah satu komentar datang dari presenter olahraga Kartika Berliana.
Berliana mengaku tak setuju seandainya metode tes swab anal juga dilakukan di Indonesia.
"Aku nggak setuju kalau untuk di Indonesia. Karena menurut aku, kebudayaan kita beda dengan kebudayaan di China. Aku juga belum tahu ya perkembangannya gimana, tapi yang namanya vaksin walaupun kita sudah divaksin kedokteran pun bilang kita nggak seutuhnya bisa kena, tergantung gaya hidup, pola hidup juga," ujar Berliana dilansir dari Detikhot, Senin (1/2).
"Ini misalkan swab anal kayak ingin lebih tahu lebih lagi kita terkena virusnya apa nggak, aku bukan tim yang kontra, tapi melihat caranya, tekniknya belum bisa diterapin di Indonesia. Dan juga rasanya bukan cuma aku doang yang kontra, tapi masyarakat dengan budayanya akan kontra sih," lanjut Berliana.
Metode swab yang umum dilakukan lewat hidung dan mulut dirasa Berliana sudah cukup bagus.
Bahkan Berliana berujar bahwa tes swab lewat hidung sudah cukup menyakitkan apalagi lewat anal.
"Menurut aku, dengan teknik swab yang ada sih juga sudah akurat juga. Aku harap iya (nggak ada di Indonesia). Ini saja sudah antigen, PCR yang mana kita sebagai pekerja profesional kan harus setiap minggu kan," kata Berliana.
"Ngelakuin itu saja hidung yang ditusuk tuh ngerasa sakit kan, gimana bagian lain yang ditusuk gitu lho. Aku berharap janganlah. Kita beda sama China," sambung Berliana.
Berliana juga menilai bahwa yang dibutuhkan masyarakat bukan lagi soal keakuratan hasil tes swab.
ia merasa bahwa masyarakat lebih membutuhkan vaksin yang akurat untuk mematikan virus tersebut.
"Rasanya masalah akurat, mau berapa persen lagi nyari keakuratan nggak sih? Toh sekarang yang diharapkan orang si vaksin ini dan pola hidup kita saja kan. Menurut aku, virusnya juga sudah tak mematikan seperti itu. Karena di lingkungan aku banyak juga teman aku yang kena dan Puji Tuhan mereka sembuh dengan cepat," ujar Berliana.
(ikh/fik)