Dugaan Depresi Kena HIV dan Bunuh Diri Editor Metro TV Kini Menyeruak

Insertlive | Insertlive
Sabtu, 25 Jul 2020 17:00 WIB
Jenazah editor MetroTV Yodi Prabowo dimakamkan di TPU Sandratex, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabut(11/7/2020). Suasana haru mengiringi pemakaman editor MetroTV tersebut. Dugaan Depresi Kena HIV dan Bunuh Diri Editor Metro TV Kini Menyeruak/Foto: Ari Saputra
Jakarta, Insertlive -

Kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo masih meninggalkan banyak misteri. Hari ini, Sabtu (25/7) pihak kepolisian pun mengungkapkan sebuah fakta terbaru.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menyebutkan bahwa Yodi kemungkinan besar meninggal karena bunuh diri, dipicu dari depresi karena Yodi diduga terkena virus HIV.

Hal tersebut disimpulkan polisi usai menemukan transaksi keuangan milik Yodi yang pergi memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit kelamin dan kulit di RSCM.

ADVERTISEMENT

"Pertanyaannya, untuk apa uang itu? Uang itu dilakukan untuk pemeriksaan lab dan konsultasi ke dokter. Dokter apa? Adalah dokter ahli penyakit kelamin dan kulit. Apa yang dilakukan? Pengecekan," ungkap Tubagus, seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (25/7).

"Dia pasti ada keluhan, kemudian dia lakukan konsultasi ke dokter. Setelah itu disarankan untuk lakukan pengecekan," sambungnya.

Jenazah editor MetroTV Yodi Prabowo dimakamkan di TPU Sandratex, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabut(11/7/2020). Suasana haru mengiringi pemakaman editor MetroTV tersebut.Jenazah editor MetroTV Yodi Prabowo dimakamkan di TPU Sandratex, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabut(11/7/2020). / Foto: Ari Saputra

Namun Yodi dikatakan belum tahu hasil tes tersebut karena belum sempat diambil hingga ia ditemukan tak bernyawa di pinggir Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel. Jumat (11/7) lalu.

"Atas kehendaknya sendiri, tapi hasil (positif atau tidaknya HIV) itu sampai korban meninggal belum sempat diambil," lanjut Tubagus.

Berdasarkan fakta tersebut pihak kepolisian mengaitkan hal tersebut dengan indikasi bahwa Yodi melakukan bunuh diri karena mengalami depresi.


"Apa ini terkait dugaan bunuh diri? Sangat terkait. Kaitannya dengan munculnya depresi (tapi ini dijelaskan di bidang psikologi forensik) walaupun ada beberapa yang sudah kita mintai keterangan sebagai keterangan ahli keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dengan fakta penyidikan. Kita sudah lakukan pemeriksaan ahli psikologi forensik kemungkinan tidak ada keterkaitan ke arah situ," pungkasnya.

Selain itu, polisi juga yakin dengan dugaan bunuh diri karena menemukan luka dangkal akibat tusukan di dada. Polisi juga mengatakan pisau yang digunakan korban ia beli sendiri di sebuah toko peralatan rumah tangga.

Mengetahui kesimpulan tersebut, ayah Yodi Prabowo, Suwandi, mengaku tidak percaya bahwa anaknya melakukan bunuh diri. Sebab Yodi tidak mungkin terkena depresi karena masih normal saat bertemu terakhir kali.

"Barusan saya ikuti press release Kabid Humas dan jajarannya dan simpulkan diduga bunuh diri. Tapi saya terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu karena nggak mungkin anak saya bunuh diri," kata Suwandi saat ditemui di kediamannya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (25).

[Gambas:Video Insertlive]



(arm/arm)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER