Berpisah dari orang tua merupakan pengalaman paling memilukan untuk seorang anak. Perasaan serupa tentu dirasakan oleh orang tua, bahkan bisa jadi terasa lebih nelangsa.
Pepatah yang mengatakan di mana ada kemauan di situ ada jalan sangat tepat untuk menggambarkan tiga anak yang berjuang mencari keberadaan sang ibunda kandung.
Kemajuan teknologi telah memberikan kemudahan pada mereka sehingga berhasil menemukan sosok yang mengandung dan melahirkan mereka ke dunia.
Simak pengalaman memiliukan tiga anak yang gigih mencari keberadaan sang ibunda kandung berikut ini:
Okan Cornelius selama ini berpisah dari ibu kandung Ahyan Rustaii yang berasal dari Turki karena orang tuanya bercerai.
Perceraian orang tua membuat Okan besar dan hidup dengan ayah kandung dan ibu sambung Cathy.
Ahyan yang bertempat tinggal di Jerman tidak diketahui keberadaannya selama 30 tahun.
Sang ayah pernah mengajak Okan untuk mencari sang ibu tetapi mengingat Jerman negara yang besar, pencarian tersebut pun gagal.
"Papa pernah ajak saya mencari, tapi kita tidak tahu di mana karena Turki dan Jerman begitu luas," kata Okan dikutip dari detikcom.
Siapa sangka Okan justru menemukan ibu kandung berkat Facebook (FB), padahal dia sudah lama tidak pernah lagi memainkan akun FB-nya tersebut.
Takdir acap kali mengalir seperti keajaiban, ternyata semenjak tahun 2012, Ahyan terus mengirimkan pesan pada Okan lewat FB.
Adik Okan pun akhirnya memberitahunya bahwa sang ibu telah menghubunginya di FB. Akhirnya, dia pun membuka kembali akun FB tersebut dan menemukan pesan sang bunda yang terus dikirimkan dari 2012 sampai 2013.
 Okan Cornelius dan ibunda kandung Ahyan Rustaii/ Foto: Detik.com |
Okan segera membalas pesan dari Ahyan dan bertukar kontak. Mereka melanjutkan obrolan lewat WhatsApp.
"Kita WhatsApp-an terus, sampai mama bilang mau ke Jakarta," ungkapnya.
Pertemuan perdana mereka terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada Desember 2015 lalu.
Okan memamerkan pertemuan hangat mereka melalui akun Instagram.
Qkhazatul asal Malaysia telah berpisah dengan sang ibu kandung Siti Rozani selama puluhan tahun.
Oleh karena akan menikah, dia pun berniat mencari Siti Rozani, dia menuliskan niatan itu pada status Twitter.
"Assalamualaikum warga Twitter. Nak minta tolong, saya tengah cari mama kandung saya. Nama Siti Rozani dari Sandakan, Sabah. Itu je yang saya dapat info. 1995 kerja dekat Shin Etsu, seksyen 26 Shah Alam. Sekarang saya sudah 22 tahun, getting married this year. Harap mama ada masa majlis nanti?" tulisnya, dikutip dari HaiBunda.
Tak butuh waktu lama, Qkhazatul segera mendapatkan informasi mengenai keberadaan sang ibu.
Dia mengatakan dia menemukan ibu kandungnya tak lebih dari 24 jam semenjak mengunggah pesan di Twitter.
"Tak sangka dapat jumpa ibu kandung dalam masa tak sampai 24 jam secara tiba-tiba. Kami berjumpa di sebuah restoran di Subang dan mama (ibu kandung) bawa adik saya yang lain pada malam itu" ungkapnya.
Usahanya mencari ibu kandung, kata dia, telah mendapatkan restu dari ibu angkatnya.
Sang ibu angkat bahkan tidak menghakimi atau kecewa pada ibu kandungnya karena telah menyerahkan dirinya pada orang lain sejak bayi.
Dia yakin keputusan bundanya saat itu pasti terasa berat dan dengan alasan untuk kebaikan Qkhazatul.
Perjuangan haru dan pilu wanita bernama Noorlisaat Fitri sempat bergulir viral di Facebook. Berkat kekuatan media sosial, Noor berhasil menemukan ibu kandungnya yang telah terpisah selama 22 tahun.
Awalnya, Noor mencari info grup Banyuwangi untuk menemukan keberadaan sang ibu Ismiyati di sebuah akun grup Facebook bernama Kumpulan Wong Sragen.
Lalu, Noor mengunggah foto masa kecil dirinya bersama kedua orangtuanya di grup Informasi Banyuwangi tersebut.
"Pertama kan kemarin aku cari info di kumpulan Sragen tanya grup di Banyuwangi terus ada yang kasih info. Ada saudara yang tahu postingan aku itu, tanya sama adik pihak ibu, terus adik ibuku ternyata membenarkan pas lihat fotonya," ungkap Noor kepada Wolipop.
Ternyata, selama ini Ismiyati tinggal di Pasuruan, Jawa Timur.
Kemudian, Noor yang berhasil mendapatkan nomor telepon sang ibu segera menghubunginya.
Dia mengungkapkan tak bisa berkata apa-apa ketika melakukan panggilan video dengan Ismiyati untuk kali pertama.
"Pertama telepon enggak bisa ngomong langsung nangis karena hampir 22 tahun berlalu. Tapi, ibu bilang udah jangan nangis. Terus aku tanya alasan ibu kenapa ninggalin aku. Ibu juga nggak berani datang ke Sragen karena malu soalnya ninggalin aku," cerita Noor.
 noorlisat fitri/ Foto: Facebook |
Noor mengaku mulai mencari keberadaan ibunya saat ia berusia 17 tahun.
Dia memulainya dengan mencari nama ibunya di Facebook, berharap sang ibu juga bermain Facebook, tetapi tidak ada hasil.
"Ibu pergi ninggalin aku terus bapak ngurus cerai. Aku baru tahu kalau bapak sama ibu berpisah pas waktu SD, terus aku juga baru tahu kalau yang merawat aku selama ini bukan ibu kandung," pungkas Noor.