Pandemi Corona, Pengisi Suara Anime di Jepang Terancam Miskin

DIS | Insertlive
Selasa, 14 Apr 2020 11:34 WIB
Anime Jepang Ilustrasi anime Jepang (Foto: Instagram/ghibli._loving)
Jakarta, Insertlive - Pandemi corona masih mewabah di sejumlah negara. Banyak acara yang ditunda atau bahkan dibatalkan mengingat virus corona menjadi wabah yang mengkhawatirkan. Hal ini pun berdampak ke dunia hiburan, termasuk kehidupan para seniman di Jepang.  

Perserikatan aktor Jepang mengungkap bahwa berdasar survei yang dilakukan, para pengisi suara atau aktor suara anime termasuk salah satu pihak yang terdampak besar terhadap pandemi corona. 

Hal itu lantaran banyaknya jumlah acara dan tayangan yang dibatalkan. Hal ini tentu saja mempengaruhi pendapatan para aktor.

Melansir Soranews24, setelah diadakan survei di kalangan Serikat Aktor Jepang terkait jumlah pendapatan yang menurun tajam, hasil tersebut memperlihatkan sebanyak 75,7 persen. 528 anggota mengaku tak menerima bayaran apapun.

Mereka juga mengeluhkan soal tabungan mereka yang terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melihat kenyataan tersebut. ketua perserikatan para aktor, Toshiyuki Nishida meminta pemerintah Jepang segera bertindak dalam menangani masalah ini.

Ia mengatakan bahwa hasil survei tersebut menunjukkan sejumlah artis kehilangan pekerjaan dan penghasilan yang menimbulkan kemiskinan dan sangat berbahaya.

Meski tak memisahkan antara perbandingan pendapatan aktor suara, pentas atau gambar bergerak, pihak perserikatan aktor menyebut bahwa kelompok aktor suara menjadi salah satu yang paling terdampak.

Sementara aktor pentas dan gambar bergerak memiliki risiko lebih besar atas infeksi virus corona atau COVID-19 karena bekerja dengan jumlah kru yang lebih besar.


Aktor suara juga memiliki risiko tertular yang tinggi karena dilakukan di dalam studio dan mereka memiliki pendapatan yang tergantung lewat acara off air seperti jumpa fans dan konser.

[Gambas:Video Insertlive]



ADVERTISEMENT



(dis/fik)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER