Fitur 'Like' Dihapus, Nasib Selebgram dan Bisnis 'Love' Terancam?

Jakarta, Insertlive - Media sosial Instagram sedang berbenah dan mencoba sebuah terobosan baru. Penghapusan fitur 'like' sedang diuji coba di sebagian wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
Dilansir dari CNN Indonesia, Bos Instagram, Adam Mosseri berharap penghapusan fitur ini akan mengurangi tekanan terhadap para pengguna yang kerap mengoleksi jumlah like. Hal yang senada juga disampaikan pengamat media sosial dari Bentang Informatika Kun Arief Cahyantoro.
Menurut Kun, penghapusan fitur ini akan mengurangi fokus pengguna dalam mengumpulkan like. Hal itu juga akan memacu para pengguna untuk lebih fokus mengunggah konten dibanding berlomba menimbun like.
Penghapusan fitur like tentu juga akan mempengaruhi bisnis para selebgram dan influencer. Apa lagi fitur like merupakan komponen utama dalam memasarkan produk mereka.
"Pengaruh bagi bisnis influencer sangat signifikan. Selama ini mereka bergantung pada emotikon, thumbs up, dan likes. Likes ini merupakan komponen utama bagi bisnis mereka karena ingin membangun fans terhadap produk atau orang yang mereka usung," jelas Kun dikutip dari CNN.
Jumlah like memang terkadang didapatkan oleh sejumlah pengguna dengan cara curang.
Biasanya sejumlah pengguna membeli likes dari para pelaku jasa jual-beli jumlah likes di Instagram dan harganya juga beragam sesuai jumlah like yang dibutuhkan.
"Tipu muslihat tampak pada banyaknya penawaran jasa untuk menaikkan jumlah likes, baik secara terang-terangan maupun menggunakan aplikasi khusus," tutur Kun.
Salah satu pelaku usaha jual-beli likes Instagram, Tri Setia Irawan dari Digital Marketing Iconix Studio berujar pengahpusan fitur itu akan berpengaruh pada bisnisnya, apalagi jual-beli like adalah salah satu jualan paling populer di Instagram.
"Pasti mempengaruhi bisnis saya karena akses mulai ditutup. Dari seluruh paket yang ditawarkan, didominasi untuk jasa like dan view ribuan termasuk impression [kesan]," kata Tri.
Dengan dihapusnya fitur like mungkin akan membuat para pencipta konten menjadi lebih kreatif sehingga kecurangan untuk meraup uang dari jumlah like akan berkurang.
"Solusi bagi pebisnis influencer adalah menciptakan konten kreatif untuk membangun komunitas bagi produk atau orang yang mereka usung. Sehingga jika ingin tetap bertahan, mereka harus berubah pola bisnisnya dari using feature menjadi konten kreatif untuk membangun brand community," pungkasnya.
(ikh/syf)
Dilansir dari CNN Indonesia, Bos Instagram, Adam Mosseri berharap penghapusan fitur ini akan mengurangi tekanan terhadap para pengguna yang kerap mengoleksi jumlah like. Hal yang senada juga disampaikan pengamat media sosial dari Bentang Informatika Kun Arief Cahyantoro.
Menurut Kun, penghapusan fitur ini akan mengurangi fokus pengguna dalam mengumpulkan like. Hal itu juga akan memacu para pengguna untuk lebih fokus mengunggah konten dibanding berlomba menimbun like.
Penghapusan fitur like tentu juga akan mempengaruhi bisnis para selebgram dan influencer. Apa lagi fitur like merupakan komponen utama dalam memasarkan produk mereka.
ADVERTISEMENT
"Pengaruh bagi bisnis influencer sangat signifikan. Selama ini mereka bergantung pada emotikon, thumbs up, dan likes. Likes ini merupakan komponen utama bagi bisnis mereka karena ingin membangun fans terhadap produk atau orang yang mereka usung," jelas Kun dikutip dari CNN.
Jumlah like memang terkadang didapatkan oleh sejumlah pengguna dengan cara curang.
Biasanya sejumlah pengguna membeli likes dari para pelaku jasa jual-beli jumlah likes di Instagram dan harganya juga beragam sesuai jumlah like yang dibutuhkan.
"Tipu muslihat tampak pada banyaknya penawaran jasa untuk menaikkan jumlah likes, baik secara terang-terangan maupun menggunakan aplikasi khusus," tutur Kun.
![]() |
Salah satu pelaku usaha jual-beli likes Instagram, Tri Setia Irawan dari Digital Marketing Iconix Studio berujar pengahpusan fitur itu akan berpengaruh pada bisnisnya, apalagi jual-beli like adalah salah satu jualan paling populer di Instagram.
"Pasti mempengaruhi bisnis saya karena akses mulai ditutup. Dari seluruh paket yang ditawarkan, didominasi untuk jasa like dan view ribuan termasuk impression [kesan]," kata Tri.
Dengan dihapusnya fitur like mungkin akan membuat para pencipta konten menjadi lebih kreatif sehingga kecurangan untuk meraup uang dari jumlah like akan berkurang.
"Solusi bagi pebisnis influencer adalah menciptakan konten kreatif untuk membangun komunitas bagi produk atau orang yang mereka usung. Sehingga jika ingin tetap bertahan, mereka harus berubah pola bisnisnya dari using feature menjadi konten kreatif untuk membangun brand community," pungkasnya.
(ikh/syf)
ARTIKEL TERKAIT

Penampakan Baru Akun Instagram Ammar Zoni yang Dijual dengan Harga Fantastis
Senin, 11 Nov 2024 21:00 WIB
Girls, Ini Lo Alasan Nicholas Saputra Jarang Posting di Instagram
Rabu, 25 Oct 2023 09:00 WIB
Britney Spears Berikan Respons Atas Komentar Jahat di IG
Sabtu, 11 Jul 2020 22:40 WIB
Rayakan 100 Juta Followers, Jennifer Lopes Adakan Giveaway
Sabtu, 07 Sep 2019 10:49 WIB
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER