Ekraf Dilebur dengan Pariwisata, Para Pelaku Seni Kecewa

Achmad Abdillah | Insertlive
Kamis, 24 Oct 2019 14:09 WIB
Kembalinya Ekraf ke dalam Kementerian Pariwisata menuai pro dan kontra dari kalangan pelaku seni atau artis Tanah Air. Anang Hermansyah
Jakarta, Insertlive - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan deretan menteri di Kabinet Indonesia Maju, masa pemerintahan 2019-2024, pemerintah menggabungkan kembali sektor Ekonomi Kreatif ke Kementerian Pariwisata.


Hal itu pun menuai pro dan kontra, terutama kalangan pelaku seni atau artis Tanah Air.

Sebelumnya, ekonomi kreatif atau ekraf di periode pertama pemerintahan Jokowi menjadi sebuah lembaga sendiri yang diberi nama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

ADVERTISEMENT

Bagaimana tanggapan atau protes dari para pelaku dunia hiburan? Berikut rangkuman dari Insertlive:

Anang Hermansyah menyebut digabungnya kembali sektor pariwisa dan ekonomi bisa memukul mundur capaian yang telah dilakukan Jokowi di periode pertama.

Padahal, keberadaan UU Ekraf yang dihasilkan secara bersama-sama antara DPR dan Pemerintah periode lalu seharusnya menjadi tonggak penting kebangkitan Ekraf di Indonesia.

"Belum sebulan kita punya UU Ekraf, sekarang justru digabung dengan pariwisata, UU Ekraf tak lagi bermakna," ucap Anang Hermansyah dilansir dari Detik.com.

Menurut mantan anggota Komisi X DPR periode 2014-2019 itu, ada kejanggalan dalam peleburan kembali sektor ekonomi kreatif dan pariwisata dalam satu kementerian.

"Saya terus terang kaget dengan rencana penggabungan dua sektor ini. Ada anomali yang terjadi dari rencana ini," ungkapnya. Sutradara Angga Dwimas Sasongko secara tegas menyuarakan bahwa dirinya tidak terima Bekraf dilebur dalam Kementerian Pariwisata. Ia malah berharap Bekraf seharusnya mendapat wewenang lebih.

"Saya ga terima. Kerja dan legacy Bekraf selama ini harusnya diberikan wewenang lebih dalam administrasi baru," tulis Angga dalam cuitan Twitter.

"Kepada para pekerja di Bekraf, dari Pak Kepala hingga penjaga gedung, saya kirim hormat dan terima kasih," lanjutnya menanggapi ucapan pamit dari pihak Bekraf.

Ernest Prakasa juga turut penyuarakan pendapatnya. Ia mengaku tidak setuju dua sektor besar yang sangat potensial yakni Pariwisata dan ekomoni kreatif harus digabung.

Menurutnya sektor pariwisata sudah terbilang sangat berat, malah sekarang ditambah harus mengatur sektor ekonomi kreatif. Fokus dari menteri yang mengembannya tentu akan terpecah.

"Gabung sama Pariwisata. Pariwisata doang aja beratnya minta ampun. Lalu digabung sama Ekraf yang punya 16 subsektor dan menyumbang 6% PDB Indonesia," ungkap Ernest di Twitter.

(aca/syf)
1 / 4
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER