Waspadai Dampak Psikis Penggemar Atas Insiden Bunuh Diri Sulli

YOA | Insertlive
Selasa, 15 Oct 2019 12:56 WIB
Psikolog berbicara dampak psikis yang akan dirasakan penggemar atas meninggalnya Sulli. Sulli ditemukan tewas bunuh diri (Foto: Instagram/jelly_jilli)
Jakarta, Insertlive - Idol K-Pop, Sulli, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan tragis di usia 25 tahun. Sulli ditemukan sudah tak bernyawa oleh sang manajer di kediamannya di kawasan Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Senin (14/10).

Kepergian mantan anggota grup idol f(x) ini tentunya meninggalkan kesedihan mendalam. Bukan hanya rekan artis, kesedihan itu juga dirasakan para penggemarnya di seluruh dunia. Kepergian Sulli yang memutuskan bunuh diri menjadi sorotan. Ia dikabarkan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Kematian Sulli yang tragis ini membuat penggemarnya sangat terpukul. Mereka mengucapkan belasungkawa yang mendalam. Namun, di balik itu timbul juga kekhawatiran terkait bagaimana tindakan bintang idola dapat mempengaruhi penggemarnya.

ADVERTISEMENT

Atas masalah ini, psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi. mengatakan kehilangan orang yang disuka atau diidolakan pastinya menjadi hal yang sangat menyedihkan. Terlebih lagi saat bercampur dengan rasa amarah.

"Penggemar bisa merasa marah terhadap orang-orang yang mungkin menjadi salah satu penyebab bunuh dirinya sang idola," kata wanita yang akrab disapa Ega ini seperti dikutip HaiBunda, Senin (14/10).

Dampak Psikis untuk Penggemar atas Indisden Bunuh Diri SulliFoto: Youtube/SMTOWN

Ternyata tak hanya itu. Ditakutkan para penggemar akan marah dan menyalahkan diri sendiri. Misalnya, kenapa tidak tahu idolanya punya gangguan psikologis atau tidak bisa menjaganya.

Insiden itu juga bisa menimbulkan efek lain seperti kesalahpahaman penggemar yang mungkin akhirnya bisa mengikuti tindakan yang tak baik dari idolanya tersebut.

"Tanpa psikoedukasi, bisa jadi pembelajaran untuk mengulang cara yang sama dengan sang idola. Ini hal terakhir yang perlu diwaspadai," tutur Ega.

"Selain pemahaman mental health awareness, perlu juga gencar memberi pemahaman bahwa bunuh diri tidak menyelesaikan masalah," tambahnya.


Terakhir, Ega mengatakan bahwa jika memang ada kondisi psikologis yang tak bisa ditangani sendiri, dan juga telah mengganggu fungsi dari diri kita, Ega menyarankan segera mencari bantuan. Terutama bantuan dari orang yang profesional.

[Gambas:Video Insertlive]

(yoa/fik)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER