Home Film & Musik Berita Film dan Musik

Pagelaran Seni 'Aku, Wastra dan Kisah' yang Menyatukan Perempuan dan Harapan Anak Bangsa

Insertlive | Insertlive
Jumat, 21 Nov 2025 19:45 WIB
Pagelaran Seni 'Aku, Wastra dan Kisah' yang Menyatukan Perempuan dan Harapan Anak Bangsa / Foto: Instagram
Jakarta, Insertlive -

Matahari dari TIMUR (MDT) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian budaya Nusantara lewat pagelaran seni 'Aku, Wastra dan Kisah' yang digelar di Sunset Pier, Riverwalk Island PIK Gate 3, Sabtu (22/11).

Pada tahun ketiganya, MDT membawa perayaan budaya lintas generasi yang menyatukan wastra, narasi perempuan, serta harapan anak-anak Indonesia dalam satu ruang kreativitas yang inklusif.

Pagelaran kali ini menunjukkan langkah besar MDT dalam memperluas gerakan pemberdayaan perempuan dan anak, sebuah gerakan yang diinisiasi Laura Muljadi dan semakin berkembang sejak didirikan pada 17 Agustus 2022.


MDT kini telah menjadi ekosistem kolaborasi yang merangkul seniman, kreator, perempuan, anak-anak, hingga masyarakat lintas daerah dan profesi.

Laura Muljadi menegaskan bahwa pelestarian wastra harus dimulai dari kedekatan masyarakat terhadap kain Nusantara.

"Wastra hanya akan terus hidup jika kita kenal, kita pakai, kita cintai, kita jaga, kita hidupkan dan kita wariskan... Kekayaan budaya adalah hak kita bersama dan adalah tanggung jawab kita bersama untuk tetap menghidupkannya lewat langkah kita masing-masing," ungkap Laura.

MDT pada tahun ini menghadirkan program besar bertajuk "Dongeng dari Kain: Aku, Wastra dan Kisah - 2000 Anak 2000 Karya".

Program tersebut memperkenalkan filosofi kain kepada anak-anak dari Indonesia hingga luar negeri, termasuk anak disabilitas, anak pra-sejahtera, anak diaspora, dan anak urban.

Semua karya anak dihimpun menjadi Buku Jejak Harapan 'Aku, Wastra dan Kisah', dicetak oleh Bintang Sempurna sebagai warisan visual untuk generasi berikutnya.

Perayaan seni ini dibuka melalui pemutaran film dokumenter "Perjalanan: Kain dan Kehidupan" yang menggambarkan keseharian mama-mama penenun Sumba.

Film tersebut menjadi pengingat bahwa kain bukan hanya benda pakai, melainkan identitas, doa, dan warisan leluhur.

Setelah itu, panggung diisi kolaborasi musik oleh JFlow, Adit Marciano, Moe, Adinda Cresheilla, Dhea Fandari, dan Laura Muljadi.

Pada momen tersebut, Isabella Adinda Russo tampil membawa karya anak-anak Indonesia, diikuti penampilan enam penari muda dengan busana Ghea Resort dan tenun Sumba.

Pagelaran dipandu Artika Sari Devi dan Adinda Cresheilla sebagai bentuk penghormatan pada perempuan Indonesia di Bulan Pahlawan.

Pagelaran ini terwujud berkat dukungan berbagai mitra, mulai dari Sunset Pier, Agung Sedayu Group, Wardah, Optik Seis, Pendopo, Bintang Sempurna, hingga Ikan Bakar Cianjur dan berbagai brand lifestyle.

MDT juga memberikan apresiasi kepada media partner seperti National Geographic Indonesia, Her World, Dewi, InsertLive, Luxina.id, Tribunnews, dan Fimela yang menjadi jembatan pesan budaya ke masyarakat luas.

Sebagai penutup, Laura Muljadi kembali mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pelestarian budaya.

"Mari mengenal, mencinta, dan melangkah bersama untuk Indonesia karena Kita, Generasi Berbudaya. Kita Indonesia," tutupnya.

(ikh/ikh)
VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT



FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK